Bogor (ANTARA News) - Keluarga Ros, mantan siswi satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, yang dituduh berfoto bugil di Internet melaporkan ke polisi seorang yang diduga kuat menjadi penyebar fotonya ke telepon seluler orang lain. Kuasa hukum Keluarga Ros, John Pieter Simanjuntak, mengatakan bahwa foto-foto seksi yang beredar di Internet dan disebut-sebut sebagai foto DN, bukan foto Ros. "Rosdiana siswi SMK, dan Diana yang fotonya beredar di Internet, secara fisik berbeda," kata John Pieter, di Bogor, Senin. Dikatakannya, Ros yang bertubuh lebih langsing dibanding foto-foto yang beredar di Internet. Ros juga berambut panjang, sedangkan foto-foto bugil di Internet itu obykenya berambut pendek. Dari penampilan wajah, kata dia, pemilik foto-foto seksi di Internet itu berusia sekitar 30-an, sedangkan Ros baru berumur 16 tahun. Namun, Ros yang didampingi kedua kakaknya, Maya Indah Sari dan Anton mengakui bahwa dirinya membuat satu pose foto seksi, hanya mengenakan bra dan celana ala turis di Hawaii, yang difoto temannnya menggunakan telepon seluler. "Foto itu diabadikan oleh teman saya, pada pertengahan Juli lalu, dan saya simpan pada file pribadi di telepon seluler saya," kata dia. Dijelaskannya, suatu hari Ros mengisi pulsa di konter telepon seluler dekat rumahnya, di Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, foto pada file pribadi itu ditransfer ke telepon seluler milik penjaga konter. "Semula saya tidak menyadarinya, tapi kemudian foto-foto itu menyebar ke sejumlah telepon seluler teman-teman saya. Foto saya tidak ada di Internet," jelasnya. Ros merasa tidak mengerti mengapa teman-teman sekolahnya melakukan demo di sekolah dan mengatakan bahwa foto-foto seksi di Internet itu adalah foto dirinya. "Karena malu, saya memilih mengundurkan diri dari sekolah," kata siswi kelas dua di salah satu SMK di Bogor itu. Guna menuntut keadilan dan memperbaiki nama baiknya, ia juga melaporkan pemilik konter bernama Dede alias Dehong ke Kepolisian Sektor (Polsek) Parung, pada Kamis (27/9). Ros mengatakan, ia berencana akan mendaftar lagi ke sekolah lain, yakni di dua sekolah swasta yang akan dipilihnya, tapi belum diwujudkan. "Saya takut ditolak atau diperlakukan tidak baik seperti di sekolah saya sebelumnya," katanya. Sementara itu, pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Bogor, Didi Furqon, mengemukakan akan membantu Ros, agar bisa diterima di sekolah lainnya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007