Jakarta (ANTARA News) - Kedutaanbesar Indonesia di Yangon, Myanmar, membuka tiga tempat penampungan bagi warga Indonesia, yang tinggal di Myanmar, yaitu di KBRI Yangon, rumah Indonesia di perumahan karyawan dan di Wisma Tamu sekolah serta rumah susun karyawan setempat. Menurut keterangan Departemen Luar Negeri di Jakarta, Senin, tempat penampungan itu menjadi persinggahan sementara sebelum dilakukan pengungsian melalui udara menuju Jakarta lewat Bangkok atau Singapura. Seiring dengan kondisi yang tidak menentu di Myanmar, KBRI Yangon telah mengadakan pertemuan dengan warga Indonesia di Myanmar guna membahas keadaan politik dan keamanan di Myanmar, yang semakin genting, pada pekan lalu, yang dihadiri oleh sedikit-dikitnya 60 warga Indonesia, yang bekerja di berbagai perusahaan dan kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mengingat keadaan di Myanmar saat ini, Atase Pertahanan Indonesia di Yangon dalam kesempatan itu menyampaikan aturan pelaksanaan untuk warga Indonesia di Myanmar jika keadaan di negeri tersebut menjadi tidak terkendali. Jumlah warga Indonesia di Myanmar tidak kurang dari 250 orang, termasuk 50 karyawan KBRI, sedangkan sisanya adalah pejabat di badan kesehatan dunia WHO, pengusaha, pelaut, awak perusahaan penerbangan Lion Air, pekerja di perminyakan dan lain-lain. Sejak 25 September 2007 di kota Yangon dan Mandalay diberlakukan jam malam dari pukul 21.00 sampai 05.00 selama 60 hari. Oleh karena itu, KBRI membuka pos untuk menangani perkembangan terkini di Myanmar. Unjukrasa setiap hari di Myanmar juga berdampak terhadap perekonomian sehari-hari, terutama di Yangon, seperti bahan makanan berkurang akibat toko tutup, kesulitan menukar uang ke mata uang setempat, pembatasan hubungan telepon keluar, dan kesulitan angkutan.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007