Jakarta (ANTARA News) - Sutiyoso, Gubenur DKI Jakarta yang akan mengakhiri tugasnya memimpin pemerintahan Jakarta pada akhir pekan ini, menyatakan siap untuk menghadapi siapa pun yang akan melaju menjadi calon presiden (capres) pada pemilihan presiden 2009. Dalam deklarasi politiknya yang disampaikan di depan ratusan pendukungnya dari berbagai kalangan di Jakarta, Senin, Sutiyoso mengatakan, ketika ia menyatakan siap mencalonkan diri sebagai presiden RI periode 2009-2014, maka dengan sendirinya siapa pun figur yang juga akan melaju tentu akan dihadapinya. "Soal berhadapan dengan figur siapa pun, saya berani. Biar masyarakat yang menilai," kata Sutiyoso. Saat mendeklarasikan keinginannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden, ia menyampaikan ada lima hal yang membuat ia bersedia maju sebagai capres 2009. "Masa lampau merupakan kerja kita semua, masa depan juga harus kita bangun bersama. Oleh karena itu, kita perlu menghargai nilai-nilai lama yang baik dan menyerap nilai-nilai yang baru," tambahnya. Hal lain yang menjadi alasannya, adalah reformasi saat ini dinilainya belum mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, Sutiyoso menyatakan harus membangun kesepakatan rumusan konsep reformasi yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Sutiyoso juga menilai kesejahteraan rakyat akan terwujud bila pembangunan di setiap daerah melibatkan semua kalangan, khususnya guru, petani, buruh, nelayan, karyawan, dan pengusaha kecil. "Pembangunan juga memerlukan suasana aman dan tentram, dan juga politik luar negeri bebas aktif, yang berarti tidak adanya dominasi negara lain di bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya," katanya. Dalam acara Deklarasi politik itu, tampak hadir sejumlah tokoh nasional antara lain, mantan presiden Abdurrahman Wahid, mantan wakil presiden Tri Sutrisno, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono, aktivis Malari Hariman Siregar, mantan Menteri Otonomi Daerah Ryaas Rasyid, anggota DPD Muryati Sudibyo, Budayawan Betawi Ridwan saidi, dan budayawan dan penyair Taufiq Ismail.(*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007