Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Jerry Massie menilai partai-partai pendukung kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, belum unjuk gigi untuk memenangkan kedua kandidat masing-masing di Pilpres 2019.
"Saya lihat partai-partai pendukung dua kubu belum kompak dan maksimal. Seakan mereka hanya menunggu bola panas atau bola liar. Ini bisa berdampak bagi pasangan capres," kata Jerry di Jakarta, Senin.
Kendati Jokowi didukung partai besar seperti PDIP dan Golkar, namun kedua mesin partai belum bekerja maksimal. "Menurut saya mereka hanya ngotot memenangkan partai agar tidak didegrasdasi atau hanya meloloskan calonnya. Bagitu pula di kubu Prabowo partai pendukung seperti Demokrat, PKS dan PAN belum unjuk gigi," jelasnya.
Di kubu pasangan calon nomor urut 01, parpol di Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf tidak bermanuver secara optimal. "Memang TKN harus bermain isu politik kekinian. Lantaran untuk menyentuh dan menjangkau pemilih, maka harus ada new concept and new breaktrough," tuturnya.
Cawapres nomo urut 01, Ma'ruf Amin juga dinilai belum bisa mendongkrak suara Jokowi. Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan 9 lembaga survei.
Dari 9 survey paling tingkat elektabilitas Jokowi stagnan di 52-54 persen. Jika Ma'ruf mampu menyumbang 4 persen maka bisa sampai 58 bahkan 60 persen.
"Saya lihat Jokowi bagaikan single fighter dan tidak merangkak lantaran tim relawan Jokowi tak seperti 2014 lalu. Jika relawan masih dominan paling bisa beranjak tingkat elektabilitas Jokowi," kata Jerry.
Karena itu, dirinya menyarankan TKN perlu terobosan baru jangan hanya sampai pada politik pencitraan. "Ubah grand design politik. Yakinkan publik dengan konsep brilian bukan hanya janji politik belaka," katanya.
Mereka harus mampu meyakinkan 20-25 persen "undiceded voters". "Begitu pula swing voters mencapai sekitar 40 persen," katanya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019