Kesepuluh negara itu yakni Timor Leste, Malaysia, Filipina, Myanmar, Aljazair, Niger, Nigeria, Senegal, Uni Emirat Arab, dan Taiwan
Jakarta (ANTARA News) - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menyatakan akan fokus meningkatkan kerja sama di 10 negara, yang telah berjalan selama ini.
Kesepuluh negara itu yakni Timor Leste, Malaysia, Filipina, Myanmar, Aljazair, Niger, Nigeria, Senegal, Uni Emirat Arab, dan Taiwan.
Direktur Utama WIKA Tumiyana di Jakarta, Senin, menjelaskan pada awal 2019 ini, perseroan yang diwakili oleh General Manajer Luar Negeri Yulianto beserta manajemen berkesempatan memenuhi undangan ke beberapa negara untuk membicarakan potensi perolehan kontrak pada tahun ini.
"Selain untuk bersilaturahmi dengan ribuan duta bangsa di negara negara operasional, kesempatan ini juga dimanfaatkan sebagai momen untuk mendapatkan masukan atas kinerja proyek di tahun 2018," katanya.
WIKA, lanjut Tumiyana, juga menyasar peluang kerja sama di negara lain yang menjadi sasaran baru.
Perseroan juga mendorong sinergi BUMN dalam pengembangan bisnis termasuk penjajakan investasi di beberapa negara eksisting.
Ia menyebutkan sebagai perusahaan BUMN, portofolio WIKA di luar negeri cukup menjanjikan yang terlihat dari keberhasilan mendapatkan proyek-proyek di negara Timur Tengah, Afrika dan Asia.
"Hal ini juga menarik antusiasme dari penwakilan negara lainnya untuk menjajaki kerja sama dengan kami dan dibuktikan dengan terlaksananya kunjungan dari enam negara ke kantor kami selama tahun 2018 lalu," tuturnya.
Sebagai catatan, hingga akhir 2018, perusahaan berhasil mengkukuhkan pencapaian 11 kontrak baru dengan nilai sebesar Rp6,56 triliun atau mengalami peningkatan 135 persen dibanding capaian tahun sebelumnya.
Kontrak baru yang menonjol pada tahun lalu di antaranya adalah mixed used building di Senegal, 3.000 logement di Aljazair dan renovasi presidential palace di Niger.
Baca juga: Masuk "holding" perumahan, Wijaya Karya lepas status BUMN
Baca juga: WIKA targetkan laba 2019 sebesar Rp3,01 triliun
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019