Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, mengatakan rencana akuisisi PT Bank Tabungan Negara (BTN) oleh institusi lain bukan berarti menghilangkan likuiditas BTN. "Akuisisi bukan berarti BTN kehilangan likuiditasnya. BTN tetap BTN, hanya yang membedakan kepemilikan sahamnya apakah oleh negara atau diambil alih oleh bank atau institusi lain," kata Menteri di Jakarta, Senin. Menurut dia, hal terpenting saat ini bagi BTN adalah dapat mengatasi "mismatch" perencanaan dan tidak tergerus pangsa pasarnya. Ia mengatakan, saat ini hampir semua bank melakukan ekspansi KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) baik yang kelas atas maupun kelas menengah. "Kalau BTN tidak mampu menambah modal maka BTN akan semakin kecil. Sekarang ini Bank Mandiri saja sudah mempunyai portofolio KPR sebanyak Rp6 triliun, berapa yang dimiliki BTN?" Apabila persoalan mismatch dalam tubuh BTNB tidak segera teratasi maka lambat laun BTN dipastikan akan sangat kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan. "Kalau dulu pemerintah masih bisa injek kalau sekarang sudah sangat sulit," katanya. Seperti diketahui, hingga akhir September 2007, jumlah KPR yang sudah direalisasikan oleh BTN sebanyak 62.536 unit dengan nilai kredit Rp2,27 triliun. Total kredit yang sudah disalurkan BTN senilai Rp4,9 triliun.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007