"Realisasi anggaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi di atas rata-rata realisasi nasional di mana rata-rata realisasi nasional 90,95 persen, sementara realisasi Kemristekdikti 91,26 persen. Mudah-mudahan capaian ini meningkat," kata Nasir dalam Bedah Kinerja 2018, Fokus Kinerja 2019 di Jakarta, Senin.
Pada awal 2018, Kemristekdikti mendapat alokasi anggaran sekitar Rp41,284 triliun namun ada penambahan sehingga pada akhir 2018, alokasi anggaran menjadi Rp47,323 triliun.
Realisasi anggaran tersebut pada 2018 lebih tinggi dibandingkan pada 2017, yang mana realisasi anggaran pada 2017 mencapai 89,19 persen.
Realisasi tersebut antara lain Direktorat Jenderal (Ditjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan sebesar 95,59 persen, Ditjen Kelembagaan sebesar 86,53 persen, Ditjen Sumber Daya sebesar 80,37 persen, Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan sebesar 97,64 persen, Ditjen Inovasi sebesr 95,42 persen, Sekretariat Jenderal sebesar 94,84 persen, Inspektorat Jenderal sebesar 94,48 persen, PTN dan LL Dikti sebesar 91,43 persen.
Untuk realisasi anggaran Kemristekdikti dibandingkan kementerian dan lembaga lain berada di peringkat ke-50.
Dia berharap ke depannya, realisasi anggaran Kemristekdikti dikti semakin meningkat dalam rangka menunjang semua program dan kegiatan yang mendukung pembangunan sumber daya manusia dan bangsa Indonesia.
Kemristekdikti telah mengajukan tambahan anggaran sekitar Rp16 triliun yang akan digunakan antara lain untuk revitalisasi politeknik dan laboratorium perguruan tinggi.
Baca juga: Anggaran Kemristekdikti 2019 jadi Rp41,2 triliun
Baca juga: Menristekdikti: anggaran riset jangan diecer
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019