Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak menguat pada Senin ini, memanfaatkan pelemahan mata uang dolar AS.
"Dolar melemah disebabkan ekspektasi investor yang meyakini bahwa The Fed tidak akan menaikkan tingkat suku bunga di Januari dan masih akan mengeluarkan pernyataan yang cukup 'dovish' terhadap prospek kenaikan tingkat suku bunga AS tahun ini," ujar Ahmad di Jakarta, Senin.
Dolar AS diperkirakan melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia setelah menguat hampir tiga minggu berturut-turut. Ekspektasi akan ditahannya Fed Fund Rate dinilai akan membantu positifnya kinerja bursa saham AS.
"Kenaikan bursa saham AS serta melemahnya dolar diperkirakan akan mendorong arus modal masuk ke pasar saham dan obligasi Indonesia dan membantu penguatan rupiah," katanya.
Ia memproyeksikan nilai tukar rupiah pada Senin ini, akan menguat ke level Rp14.000 hingga Rp14.090 per dolar AS.
Sementara ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, penguatan rupiah didorong prediksi BI bahwa angka inflasi 2019 akan stabil.
Hingga pekan keempat Januari 2019, tercatat inflasi sebesar 0,49 persen (year to date/ytd), sedangkan Januari 2018 tercatat 0,62 persen (month on month).
Menurutnya, ada potensi inflasi meningkat memasuki triwulan III dengan naiknya harga yang diatur pemerintah (administered prices) terutama untuk tarif listrik.
Namun angka inflasi masih bisa terjaga sesuai target 3,5 plus minus satu persen.
"Penguatan rupiah hari ini akan menuju kisaran antara Rp14.050 sampai dengan Rp14.090 per dolar AS," ujar Lana.
Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat 60 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019