Jakarta (ANTARA News) - Grup idola Jepang Arashi membuat para penggemar terkejut karena mereka mengumumkan akan hiatus, atau vakum dari kegiatan untuk masa yang belum dapat ditentukan, pada akhir 2020, Minggu.
"Sekitar pertengahan Juni 2017, saya bilang pada anggota lain bahwa saya ingin mengakhiri aktivitas sebagai Arashi sekarang dan saya ingin hidup secara bebas," tutur Satoshi Ohno, pemimpin dari grup idola beranggotakan lima orang, dalam konferensi pers di Tokyo.
"Saya ingin menepi dari dunia ini dan mencicipi kehidupan normal," katanya, menambahkan dia mulai memikirkan kemungkinan ini sekitar tiga tahun lalu.
Kabar ini datang setelah grup idola ternama lain dari Johnny & Associates, SMAP, bubar pada akhir 2016.
Baca juga: Grup Jepang SMAP rilis album terakhir sebelum bubar
Dilansir Kyodo, Ohno (38) mengatakan dia awalnya berpikir harus keluar dari agensi hiburan Johnny & Associates untuk melakukan itu, tapi setelah banyak berdiskusi, dia dan agensi memutuskan Ohno akan rihat.
Ditanya beberapa kali tentang kapan rencananya dia akan kembali, Ohno mengatakan dia tidak tahu dan untuk sementara dia akan menangguhkan karirnya di industri hiburan.
Baca juga: Grup idola Arashi rehat mulai akhir 2020
Setelah itu, Johnny & Associates mengeluarkan pernyataan resmi bahwa agensi menghormati keputusan anggota-anggota Arashi setelah banyak berdiskusi tentang bagaimana keputusan itu akan berdampak pada penggemar, pihak-pihak terkait dan publik.
"Dalam membuat keputusan, kelima orang itu yakin bahwa aktivitas Arashi harus dilakukan oleh mereka berlima," kata agensi.
Arashi terdiri dari Satoshi Ohno, Sho Sakurai, Masaki Aiba, Kazunari Ninomiya, dan Jun Matsumoto.
Sejak debut pada 1999, mereka aktif di dunia hiburan sebagai grup maupun individu, tak cuma di dunia musik, tetapi dalam film, drama Jepang, variety show dan iklan.
Mereka adalah salah satu penampil terlaris di Jepang.
Baik single dan albumnya secara rutin masuk ke tangga penjualan Oricon.
Arashi juga tampil di "Kohaku Uta Gassen", acara musik terkenal akhir tahun yang tayang di NHK berisi musisi-musisi kondang.
Penggemar langsung bereaksi atas kabar Arashi hiatus.
Ada yang memohon agar grup tersebut melanjutkan aktivitasnya, lewat cuitan "ini tidak mungkin" dan "semoga ini cuma mimpi."
Banyak yang menulis bahwa grup itu adalah bagian dari masa muda mereka.
"Kabar ini sangat mengejutkan, saya tidak bisa tenang," kata Anzu Koshida, mahasiswi 20 tahun dari Tokyo yang langsung bertolak ke toko pernak-pernik Johnny's yang menjual barang-barang terkait Arashi.
"Arashi mewarnai masa mudaku dari SD sampai universitas. Saya sedih tak bisa lagi melihat penampilan kelima orang itu," imbuh dia.
"Mereka adalah idola nasional yang aktivitasnya bisa dinikmati baik orangtua dan anak-anak," ujar Yuko Okazaki, ibu 50 tahun yang berada di toko Johnny's di Fukuoka.
"Mereka terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini jadi saya harap mereka bisa beristirahat dengan baik," ujar putrinya Ruri yang berusia 16 tahun.
Kabar tentang Arashi rihat menyebar ke Asia secepat kilat.
Kata kunci terkait Arashi jadi kata yang banyak dicari di Weibo, situs mikroblogging China, dengan banyak komentar "Saya tidak bisa menerima ini" dan "Ini sungguh tiba-tiba dan mengejutkan".
Emoji orang menangis pun memenuhi bagian komentar.
Reaksi serupa juga ditemui di Taiwan. "Penggemar menangis", tulis surat kabar Taiwan di edisi online. "Penggemar terkejut dan tak mempercayainya," tulis surat kabar itu.
Dilansir Mainichi, para anggota Arashi disukai di Jepang karena membesarkan hati komunitas yang terdampak bencana alam.
Saat banjir melanda bagian barat Jepang tahun lalu, mereka mengunjungi pengungsian untuk memberi semangat pada korban.
Ketika krisis nuklir di Prefektur Fukushima akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011 membuat pariwisata Jepang menurun drastis, Arashi berpartisipasi dalam film "Message from Japan" yang tayang di 133 negara dan wilayah.
Film itu dinilai banyak kalangan telah ikut mendorong orang-orang untuk mengunjungi Jepang lagi.
Pada 2018, Arashi mengunjungi toko mie di Fukushima yang terpaksa tutup namun baru-baru ini dibuka lagi.
"Sayang sekali mereka tidak melanjutkan aktivitas, tapi masih ada waktu (sampai waktu rehat tiba)," kata Chiyoko Takahashi (70), pemilik toko mie itu.
"Saya senang sekali ketika mereka berkunjung dan bilang bahwa mie buatanku lezat. Saya harap mereka akan datang lagi."
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019