Petenis peringkat wahid itu juga menorehkan kemenangan ketiganya secara berturut-turut pada turnamen Grand Slam, melampaui trofi yang diperoleh Emerson dan Pete Sampras yang jadi idola petenis Serbia tersebut, dengan mengumpulkan 15 gelar.
Namun lebih dari itu, kemenangan yang digaet Djokovic merupakan sebuah sikap juara yang menjadi dasar dominasinya di lapangan, khususnya di Rod Lover Arena, dilansir laman resmi ausopen.com, Minggu.
Berbeda dengan Nadal yang kerap melakukan kesalahan forehand, terhitung 15 dari 28 kesalahan, Djokovic justru menunjukkan kualitasnya sebagai petenis nomor satu dunia dengan hanya melakukan sembilan kali kesalahan dan 34 winner, dibanding Nadal yang hanya 21.
Aroma kemenangan juga sudah tercium sejak "Djoker" menguasai dua set pertama di laga ini.
Dua set pertama dikuasainya dengan selisih skor terpaut jauh, yaitu 6-3 dan 6-2.
Djokovic mengeluarkan seluruh kemampuannya dan mematahkan pukulan Nadal pada servis pertama dan memimpin 4-1 pada set pembuka, sebelum memantapkan kedudukannya dengan keunggulan poin.
Keduanya juga tercatat pernah melakoni pertandingan final terlama di sejarah turnamen terbuka, tepatnya di tahun 2012 dengan lama permainan mencapai hampir enam jam.
Dalam pertandingan kali ini, tidak ada kata keberuntungan, dengan Djokovic yang melakukan serangan spektakuler yang menghalau pukulan-pukulan Nadal.
Baca juga: Final Australia Terbuka, Djokovic kuasai dua set lawan Nadal
Baca juga: Final Australia Terbuka, Djokovic-Nadal babak baru persaingan terhebat
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019