JAKARTA (Antara News) - Ibu-ibu Muslimat NU tetap berada di tengah stadion Gelora Bung Karno Jakarta, meski hujan deras mengguyur, dalam rangka merayakan Hari Lahir (Harlah) Muslimat Nahdlatul Ulama ke-73, pada Minggu.
Mereka menggunakan payung atau jas hujan sambil bershalawat.
Tak hanya para ibu, 999 penari sufi dari Pondok Pesantren Sabilil Muttaqin, Takeran, Magetan, Jawa Timur tetap bertahan di tengah guyuran hujan yang cukup deras di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Mereka yang merupakan penampil dalam perayaan Hari Lahir ke-73 Muslimat NU ini tetap berputar seiring lantunan shalawat badar dan shalawat Ya Rasulallah Salamun Alaik yang dibawakan oleh seorang pria di atas panggung diiringi oleh ibu-ibu Muslimat yang duduk di sekeliling tribun GBK.
Para penari ini sudah siap sejak sekitar pukul 05.30 WIB.
Menggunakan pakaian yang umum digunakan para penari sufi yaitu tunik dan tenur mereka juga tampak khas dengan penutup kepalanya yakni peci sufi panjang berbahan beludru. Sebagian lagi menggunakan peci hitam. Sementara penari perempuan menggunakan kerudung.
Tarian yang dipentaskan di hadapan para ibu Muslimat itu awalnya diiringi oleh lantunan Shalawat Asygh oleh kelompok gambus El-Kiswah.
Tampak beberapa ibu Muslimat meneteskan air matanya seraya ikut melantunkan shalawat bernada syahdu yang dimahsyurkan oleh Habib Ahmad bin Umar Alhinduan Ba ‘Alawy ini.
Beberapa lainnya juga terlihat antusias dengan penampilan para penari sufi, mereka pun mendekati para penari untuk sekadar menikmati tarian dari dekat atau mengabadikan tarian tersebut.
Tarian tersebut juga dicatat sebagai rekor oleh Museum Rekor Indonesia sebagai tarian sufi dengan penari terbanyak.
Para penari sufi ini akan tampil kembali setelah Presiden RI Joko Widodo hadir ke perhelatan Hari Lahir ke-73 Muslimat NU tersebut.
Mereka kolaborasi bersama Habib Anis Syahab dengan lagu Deen Assalam dan Assalaamualaik.
Sebelumnya, para anggota Muslimat NU telah hadir di stadion GBK sejak pukul 02.00 WIB dini hari, mereka mengikuti serangkaian acara mulai sholat tahajjud, sholat hajat, istighosah dan sholat subuh.
Setelah sholat Subuh dilaksanakan khataman Al Quran oleh warga NU khususnya Muslimat seluruh Indonesia. Kegiatan khataman Al Quran sudah dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia sejak November lalu.
Diperkirakan 100 ribu orang Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dari sejumlah daerah di Indonesia hadir dalam peringatan hari lahir ke 73 Muslimat NU itu.
Baca juga: 999 penari sufi meriahkan Harlah Muslimat NU
Baca juga: Ribuan Muslimat NU hadiri acara Harlah
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019