Studi yang diterbitkan pekan lalu di jurnal peer-review Science Advances, menunjukkan bakteri Porphyromonas gingivalis yang menghancurkan jaringan gusi di mulut terkait dengan demensia dan Alzheimer.
Peneliti mengamati bakteri di otak orang dengan penyakit Alzheimer. Mereka juga melakukan tes pada tikus yang menunjukkan infeksi gusi menyebabkan peningkatan produksi amiloid beta, bagian dari plak amiloid yang terkait dengan penyakit Alzheimer.
Cortexyme, yang mendanai penelitian tersebut, merancang serangkaian terapi untuk mengobati infeksi gusi yang berencana untuk menjalani uji klinis Fase 2 dan 3.
Meski sebelumnya ada penelitian yang menghubungkan penyakit periodontal dan Alzheimer, para peneliti yang tidak berafiliasi dengan makalah ini mengatakan tidak ada cukup bukti yang menghubungkan keduanya.
Sementara ada penelitian sebelumnya yang menghubungkan penyakit periodontal dan Alzheimer, para peneliti yang tidak berafiliasi dengan makalah mengatakan tidak ada cukup bukti yang menghubungkan keduanya.
"Dalam penelitian kami telah mendukung untuk mengungkap faktor risiko utama untuk penyakit Alzheimer, penyakit gusi belum muncul sebagai penyebab utama kekhawatiran," James Pickett, kepala penelitian di Alzheimer's Society yang tidak terlibat dalam makalah, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Hingga saat ini penyakit Alzheimer belum ada obatnya. Penyakit yang dimulai dengan kehilangan memori ini mempengaruhi sebanyak lima juta orang di Amerika, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Baca juga: Alzheimer, "hantu" lansia
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019