"Untuk Desember 2018 masih dalam perhitungan karena di bulan tersebut angka kejadian bencana cukup tinggi salah satunya bencana tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok yang meluluhlantakan satu kampung," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman di Sukabumi, Sabtu.
Adapun rincian jumlah kerugian setiap bulannya, pada Januari sebesar Rp4.482.500.000, Februari Rp1.105.000.000, Maret Rp3.264.000.000, April 1.915.000.000, Mei Rp1.254.000.000, Juni Rp653.000.000, Juli Rp2.840.000.000, Agustus Rp1.770.000.000, September Rp477.000.000, Oktober Rp1.630.000.000 dan November Rp2.502.000.000.
Menurut dia, nilai kerugian ini dihitung dari jumlah rumah, bangunan dan fasilitas umum lainnya yang rusak.
Selain itu, pada tahun lalu jumlah kejadian bencana per November ini sebanyak 725 kejadian.
Selama 2018, kejadian bencana paling banyak terjadi adalah tanah longsor dengan 353 kasus disusul dengan angin kencang. Sementara, untuk warga yang terdampak bencana sebanyak 444 kepala keluarga (KK) atau sekitar 1.510 jiwa.
Untuk jumlah korban meninggal dunia hingga November sebanyak tiga orang dan terluka enam orang. Namun jika ditambah dengan kejadian longsor d Kampung Garehong jumlah warga yang meninggal menjadi 35 orang dan satu hilang.
"Awal 2019 pun sudah terjadi puluhan kejadian bencana yang tersebar di berbagai kecamatan, namun untuk jumlah kerugian akibat bencana ini masih dalam perhitungan," tambahnya.
Eka mengatakan pada awal tahun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah merilis prakiraan cuaca dan imbauan bahwa curah hujan cukup tinggi yang bisa berpotensi terjadinya bencana.
Maka dari itu, pihaknya sudah menyiagakan relawannya di seluruh kecamatan untuk selalu bersiaga antisipasi terjadinya bencana untuk meminimalisasikan dampaknya.
Baca juga: Persedian logistik korban longsor di Cibeber dijamin cukup
Baca juga: 100 warga jember mengungsi antisipasi banjir bandang
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019