Jakarta (ANTARA News) - Atlet bulu tangkis tunggal putra Jepang Kento Momota optimistis merebut gelar juara turnamen Indonesia Masters 2019 karena mendapatkan dukungan dari para penonton di Stadion Istora Senayan, Jakarta.

"Semua lawan di sini adalah pemain-pemain bagus, tapi saya senang karena masuk putaran final. Saya mendapatkan dukungan tadi dan penonton yang memanggil-manggil nama saya," kata Momota selepas pertandingan semifinal, Sabtu.

Momota melaju ke final turnamen tingkat Super 500 itu setelah menang atas tunggal putra Denmark Viktor Axelsen 21-15, 21-4 selama 30 menit permainan. Kemenangan itu menambah kedudukan Kento atas Viktor menjadi 10-1.

"Pertandingan gim kedua bukan berarti saya menang mudah. Saya diuntungkan karena angin di lapangan kencang," kata peringkat satu dunia itu.

Baca juga: Momota pebulu tangkis Jepang pertama yang jadi nomor satu dunia

Momota mengaku tidak terlalu memperhatikan perbedaan turnamen Indonesia Masters dengan Indonesia Terbuka sebagai bagian dari rangkaian turnamen Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

Baca juga: Momota rebut lagi gelar juara Indonesia Terbuka

"Di Malaysia pekan lalu, saya bermain tidak bagus. Hasil hari ini menjadi motivasi bagi saya bermain lebih baik. Saya senang karena para penonton di sini memberi semangat bagi saya untuk menang. Saya berharap dapat mendapatkan dukungan dari para penton di sini, besok," kata pemain berusia 24 tahun itu.

Momota akan menghadapi tunggal putra lain Denmark Anders Antonsen pada laga final turnamen berhadiah total 350 ribu dolar AS itu pada Minggu (27/1).

"Pertandingan saya dengan Antonsen selalu berlangsung ketat. Dia sedang dalam kondisi terbaiknya. Saya akan berusaha untuk tidak terserang dan terbawa pola permainannya," kata peraih gelar juara Indonesia Terbuka 2015 dan 2018 itu.

Terkait perebutan poin kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 pada April 2019, atlet Negeri Matahari Terbit itu mengaku berusaha mempertahankan posisinya sebagai peringkat satu dunia.

"Saya berusaha untuk menang pada setiap pertandingan dan dan tidak cedera karena itu adalah hal paling berbahaya bagi atlet," kata Momota.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019