Rencana Facebook itu disampaikan oleh CEO Mark Zuckerberg, menurut New York Times dalam laporannya, dikutip Sabtu. Proses itu akan melibatkan pengkodean ulang perangkat lunak dasar dari tiga aplikasi untuk memastikan mereka bisa dioperasikan sesuai rencana.
Seorang pengguna WhatsApp akan dapat, misalnya, mengirim pesan teks untuk pengguna Instagram untuk pertama kalinya tanpa perlu berganti aplikasi.
Pengkodean ulang perangkat lunak itu juga akan melibatkan pengaktifan enkripsi ujung-ke-ujung (end-to-end-encryption/E2E) pada ketiga aplikasi, menurut Mike Isaac dari New York Times.
Baca juga: Lembaga pemantau komunikasi Rusia gugat Facebook, Twitter
Sementara semua pesan WhatsApp akan menggunakan fitur keamanan itu, yang mencegah siapa pun, termasuk Facebook sendiri, untuk mencegat atau menyensor isi pesan.
Facebook Messenger hanya mendukung E2E dalam mode "percakapan aman" khusus, yang tidak aktif secara default dan harus diaktifkan secara terpisah untuk setiap obrolan, sementara Instagram tidak memiliki enkripsi sama sekali.
Meskipun E2E adalah tindakan keamanan yang berharga bagi pengguna, E2E dapat membuat Facebook tidak bisa memindai pesan sebagai bagian dari bisnis periklanannya.
Teknologi ini juga mendapat tentangan dari organisasi penegak hukum, karena menghambat kemampuan mereka untuk mengintersep komunikasi yang dicurigai secara real time.
Baca juga: Facebook tutup aplikasi Moments
Baca juga: Cara Facebook hadapi hoaks jelang Pilpres
Pewarta: Suryanto
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2019