Kotabaru (ANTARA News) - Perusahaan Daerah Air Minum Kotabaru, Kalimantan Selatan, selama 2018 mengalami kehilangan air mencapai 35,82 persen.
Direktur PDAM Kotabaru Noor Ipansyah, Jumat, mengatakan dari 7,38 juta kubik air bersih yang diproduksi, hanya 4,5 juta kubik yang terjual ke pelanggan.
Sisanya 2,8 juta kubik tidak dapat dijadikan rekening air karena berbagai faktor, diantaranya kebocoran pipa, kerusakan meteran pengukur pelanggan, dan pencucian jaringan pipa.
"Kehilangan air paling banyak disebabkan kebocoran pipa," katanya.
Dari data empat tahun terakhir, kehilangan air yang dialami PDAM Kotabaru cenderung terus meningkat seiring bertambahnya jumlah produksi.
Persoalan ini utamanya terkait kondisi perpipaan yang sudah tua dan aus.
Sedangkan kehilangan air yang disebabkan pencurian relatif kecil karena razia yang dilakukan tidak rutin.
"Kalau pipa keropos, semakin tinggi tekanan air semakin besar kerusakannya, apalagi yang sudah sistem pompa," katanya.
Mengatasi ini, pihaknya sudah melakukan pendataan jaringan pipa yang memerlukan peremajaan dan mengusulkannya ke pemerintah daerah.
"Kita belum hitung berapa persennya, tapi wilayah mana sudah ada datanya dan sudah diajukan ke SKPD terkait untuk peremajaan," kata Noor Ipansyah.
Di sisi lain, PDAM Kotabaru memiliki unit reaksi cepat (URC) untuk menangani laporan kebocoran pipa dalam 24 jam.
Namun, upaya ini ternyata belum mampu mengurangi kehilangan air, sebab diduga banyak kebocoran pipa terjadi di bawah tanah sehingga sulit dideteksi.*
Baca juga: Distribusi air PDAM Makassar terhenti akibat dampak banjir
Baca juga: BPPSPAM sebut komitmen pemda masih rendah terkait air
Baca juga: Warga Kampung Abar Papua belum nikmati air bersih PDAM
Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019