Sepanjang tahun 2018, pinjaman online UangTeman telah disalurkan kepada lebih dari 50 ribu nasabah baru di seluruh Indonesia dengan pengajuan pinjaman hampir 200 ribu kali. Sementara 74% dari pengajuan tersebut merupakan pengajuan berulang (meminjam lebih dari satu kali). Sementara dari sisi penggunaan pinjaman, mayoritas dana dipakai untuk kebutuhan modal usaha dan kebutuhan dana darurat lainnya, seperti pendidikan, biaya kesehatan, dan konsumsi lainnya.
“Pencapaian penyaluran pinjaman kami pada tahun 2018 merupakan fondasi yang baik untuk membukukan pertumbuhan yang lebih besar pada tahun 2019. Jika melihat pertumbuhan rata-rata per tahun sejak awal kami berdiri (tahun 2015) sebesar hampir 300%, ini membuktikan bahwa model bisnis dan juga produk pinjaman online mikro jangka pendek (atau yang dikenal sebagai payday loan) telah diterima dengan baik oleh masyarakat,” ujar Presiden Direktur UangTeman Aidil Zulkifli.
Mengutamakan Kepuasan Nasabah
Sebagai sebuah platform pinjaman online yang berfungsi untuk menyalurkan dana pinjaman dari pemberi pinjaman kepada peminjam (masyarakat), UangTeman memiliki standar penilaian risiko kredit (credit underwriting) yang mengedepankan prinsip kehati-hatian. Seperti ditambahkan oleh Aidil, “banyak yang menganggap bahwa penerapan credit underwriting yang hati-hati semata-mata untuk melindungi kepentingan Perusahaan. Namun demikian, sesungguhnya hal ini justru untuk melindungi masyarakat atau peminjam itu sendiri agar di kemudian hari tidak mengalami kesulitan dalam pengembalian dana pinjamannya. Kami sangat selektif dalam memberikan persetujuan kredit, sehingga acceptance rate kami tidak sampai seperempat dari total pengajuan tiap bulannya.”
UangTeman sangat fokus untuk terus memberikan kepuasan nasabah terhadap layanannya. Untuk itu, Aidil mengakui bahwa upaya yang telah dan perlu dilakukan tidaklah mudah. Platform pinjaman online memang mengutamakan teknologi dalam prosesnya, sehingga tidak diperlukan proses tatap muka antara penyedia dengan pemberi pinjaman, namun karakteristik nasabah - di Indonesia khususnya - masih menyukai bentuk pelayanan yang humanis apalagi dalam konteks layanan jasa keuangan.
“Banyak nasabah yang memilih untuk lebih mempercayai kami sebagai platform pinjaman online mereka karena dalam pandangannya UangTeman mudah dijangkau apabila mereka merasa memiliki hambatan tertentu dalam bertransaksi,” tambah Aidil.
Aidil menambahkan bahwa perlu proses edukasi yang cukup panjang dan berkelanjutan bagi konsumen dalam hal ini masyarakat agar produk pinjaman online payday loan bisa dipahami dan banyak diminati. Masyarakat perlu lebih banyak mendengar dan melihat bagaimana produk pinjaman online ini membawa manfaat jika dipergunakan dengan perhitungan yang cermat dan bertanggung jawab. Segala upaya komunikasi dan edukasi yang telah dilakukan ini telah membuat UangTeman - selama hampir empat tahun beroperasi di Indonesia - mampu mempertahankan kepuasan dan loyalitas nasabahnya. Tercatat rata-rata satu orang peminjam di UangTeman telah melakukan lebih dari 4 kali peminjaman.
Berkaca pada pencapaian pada 2018, Aidil meyakini di tahun 2019 UangTeman akan mampu mempertahankan kinerja bisnis dari sisi penyaluran pinjaman dan menjaga rasio kredit macet tetap rendah.
“Kalau rata-rata tren pertumbuhan UangTeman itu dua kali lipat per tahunnya, maka tahun 2019 kami tentunya mengincar pertumbuhan yang kurang lebih sama,” ujar Aidil.
Untuk mewujudkannya, UangTeman berencana meluncurkan sejumlah produk baru sembari tetap memperluas jangkauan produk payday loan yang ada saat ini. Salah satunya dengan meluncurkan produk pinjaman online mikro berbasis Syariah. Kehadiran layanan ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk memperluas segmen pasar dan menjangkau lebih banyak golongan masyarakat yang dapat memperoleh manfaatnya.
Selain itu sebagai perusahaan teknologi finansial, peningkatan kapabilitas teknologi juga diperlukan guna mendukung peningkatan skala usaha kedepannya. Fokus utamanya ialah dengan mengembangkan kemampuan automated credit underwriting untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah aplikasi pinjaman yang masuk. Proses otomatisasi ini akan didasarkan pada kemampuan analisa big data dan pemanfaatan machine learning, sehingga dari sisi nasabah, pengguna akan memperoleh keputusan pinjaman secara lebih cepat. Sedangkan dari sisi perusahaan peningkatan kapabilitas ini akan membuat proses penilaian risiko kredit dengan lebih akurat.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019