DALLAS--(Antara/BUSINESS WIRE)-- Dalam merayakan hari jadinya yang ke-55 tahun, Mary Kay Inc., brand kecantikan terkemuka sekaligus penjual langsung di hampir 40 pasar, menunjuk Chaun Harper sebagai Senior Vice President – Chief Manufacturing Officer dan Dr. Lucy Gildea sebagai Senior Vice President – Chief Scientific Officer. Dalam jabatan baru keduanya, Harper dan Gildea akan bergabung dengan tim eksekutif perusahaan kosmetik global tersebut.
Lihat rilis pers multimedia selengkapnya di sini: https://www.businesswire.com/news/home/20190124005055/en/
Sebagai Senior Vice President – Chief Manufacturing Officer, Chaun Harper akan bertanggung jawab atas operasi manufaktur global, kontrol inventori global, perencanaan pasokan, transportasi dan kualitas global. Harper bergabung dengan Mary Kay Inc. pada 2014 sebagai Director of Production Operations. Selama menjabat, Harper telah berperan menciptakan budaya perbaikan berkelanjutan di pabrik Mary Kay termasuk meningkatkan secara dramatis efisiensi produksi dan menerapkan peluang pengembangan kunci bagi karyawan guna meningkatkan keterampilan teknis dan memajukan karir mereka. Sebelum masuk ke perusahaan ini, Harper berkiprah di L’Oréal di mana ia menduduki sejumlah jabatan di bidang operasi dan kualitas.
Sebagai Senior Vice President – Chief Scientific Officer, Dr. Lucy Gildea akan terus memimpin operasi litbang Mary Kay Inc. Sejak bergabung dengan perusahaan ini pada 2017, Dr. Gildea telah berupaya melaksanakan strategi produk dan jalur inovasi global perusahaan. Dengan portofolio global lebih dari 1.400 paten produk, teknologi dan sistem pengemasan, Mary Kay telah memupuk budaya inovasi dan menginvestasikan jutaan dolar tiap tahun dalam litbang. Dr. Gildea akan berperan penting dalam memimpin perusahaan ini secara inovatif ke masa depan. Sebelum masuk ke Mary Kay Inc., Dr. Gildea berkiprah selama 15 tahun di Procter and Gamble, dengan menangani produk perawatan kesehatan, perawatan mulut, teknologi kecantikan dan pengembangan kecantikan/kulit.
“Dalam waktu relatif singkat, baik Chaun maupun Lucy telah berkontribusi signifikan serta terbukti berperan dalam operasi litbang dan rantai pasokan Mary Kay,” kata Deborah Gibbins, Chief Operating Officer Mary Kay Inc. “Dalam jabatan baru mereka sebagai tim eksekutif, Chaun dan Lucy akan berupaya memastikan keselarasan global dan regional strategi dan rencana produk Mary Kay®. Sebagai salah satu inovator terkemuka dalam penjualan langsung dan industri kosmetik, Mary Kay merupakan perusahaan kosmetik dengan lebih dari 700 produk dalam portofolio global kami. Karena kami terus menghasilkan produk terbaik dalam industri, kami bangga menunjuk Chaun dan Lucy ke jajaran eksekutif ini ketika tahu kepemimpinan dan keahlian mereka akan sangat berharga saat kami mengandalkan upaya kami memperkaya kehidupan perempuan di seantero dunia.”
Harper meraih gelar Bachelor of Science di bidang Kimia dari Arkansas Tech University di Russellville, Arkansas sekaligus Master of Business Administration dari Webster University di St. Louis, Missouri. Dr. Gildea meraih gelar Bachelor of Science di bidang Biologi dari Georgetown College di Georgetown, Kentucky. sekaligus PhD dalam Biologi Sel dan Molekul, Imunologi dan Penyakit Menular dari University of Cincinnati.
Tentang Mary Kay
Di Mary Kay, kesuksesan terletak pada dedikasi kami pada produk-produk terbaik, peluang berharga dan dampak positif bagi masyarakat. Selama 55 tahun, Mary Kay telah menginspirasi kaum perempuan untuk mencapai tujuan kewirausahaan mereka di hampir 40 negara. Sebagai perusahaan bernilai miliaran dolar, kami menawarkan perawatan kulit mutakhir, kosmetik warna dan wewangian yang berani. Temukan lebih banyak alasan untuk menyukai Mary Kay di www.marykay.com.
Lihat versi aslinya di businesswire.com: https://www.businesswire.com/news/home/20190124005055/en/
Kontak
Mary Kay Inc. Corporate Communications
marykay.com/newsroom
972.687.5332 atau media@mkcorp.com
Sumber: Mary Kay
Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019