Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta nasional, PT Mandala Airlines (Mandala) segera membidik rute-rute baru untuk penerbangan regional, menyusul pemesanan 30 pesawat seri A320 hingga lima tahun ke depan. "Dengan manajemen baru dan investor yang kuat, kami segera membidik rute-rute potensial di domestik dan regional. Setidaknya 20 rute baru sudah disiapkan," kata Presiden Direktur Mandala, Warwick Brady saat dihubungi di Jakarta, Minggu. Sebelumnya pada Sabtu (29/9), Mandala di Bandara Soekarno-Hatta menerima kedatangan pesawat Airbus A319 baru yang pertama dari total empat pesawat yang dijadwalkan akan memperkuat armada maskapai itu tahun ini. Selain empat A319 baru pada tahun ini, Mandala telah memesan 26 pesawat Airbus 320 pada awal tahun ini kepada Airbus dengan total investasi sebesar 1,9 miliar dolar AS. Menurut Brady, sejumlah destinasi baru itu bisa saja kota-kota di sejumlah negara Asia seperti Hong Kong, Bangkok, India, Malaysia, Singapura, Makao dan Australia. "Mandala segera membawa kabar terbaru tentang rute baru kepada publik dalam beberapa bulan mendatang," kata Brady. Karena itu fokus Mandala, lanjutnya, dalam beberapa tahun ke depan adalah regional dan domestik. "Dalam rencana bisnis kami beberapa tahun ke depan, belum terpikir untuk terbang jarak jauh," katanya. Disinggung kian ketatnya persaingan di domestik dan regional, Ia mengatakan, Mandala tetap akan mengedepankan strategi maskapai dengan tarif murah (low fare) tanpa mengabaikan keamanan dan kenyamanan. "Artinya, kami layani penumpang mulai dari yang hanya butuh seat hingga pelayanan penuh, tentu yang terakhir ini harus membayar lebih," kata Brady. Menurut Direktur Niaga Mandala, Irianda Susilo, konsep strategi low cost Mandala berbeda dengan kebanyakan maskapai sejenis di domestik dan regional. Bedanya, lanjutnya, pelanggan dapat pelayanan terpisah (unblunding service) sesuai pesanan mulai dari posisi tempat duduk hingga pelayanan selama penerbangan. "Posisi tempat duduk sudah bisa dipesan sejak dia booking tiket dan ketika di atas pesawat juga bisa pesan makanan-minuman. Atau, bagi penumpang yang hanya butuh tempat duduk untuk terbang dari kota A ke B, maka dia dapat harga termurah, katanya. Terkait dengan komitmen investasi Mandala, Brady menyatakan, optimismenya bahwa investor Mandala sangat serius dan percaya terhadap prospek industri penerbangan di Indonesia. "Kami tak ragu, negara kepulauan terbesar ketiga di dunia seperti Indonesia, butuh penerbangan yang jauh lebih besar. Apalagi, dengan pertumbuhan penumpang di atas 20 persen per tahun. Kami yakin investasi kami akan kembali," kata Brady. Untuk itu, investor Mandala telah menanamkan empat miliar dolar AS untuk melakukan peremajaan seluruh armada yang ada, khususnya dari Boeing series ke Airbus 320 series. "Investasi sebesar itu, belum termasuk pelatihan dan rekrutmen pilot dan kru dalam lima tahun ke depan. Kami proyeksikan, Mandala dalam lima tahun ke depan memiliki 600 pilot dan 1000 kru kabin," kata Brady. Brady juga menambahkan, untuk pengadaan 30 pesawat hingga lima tahun ke depan, pendanaanya berasal dari sebagian milik para pemegang saham dan selebihnya dari pihak ketiga yakni sindikasi perbankan internasional. "Tahun ini saja dengan 4 pesawat A319, dana internal kami sebesar 75 juta dolar AS," kata Irianda. Mandala hingga usianya ke-38 ini mengoperasikan 13 unit pesawat yakni dua A320, satu A319, dua Boeing 737-400 dan delapan Boeing 737-200 dan melayani 17 kota tujuan di Indonesia. Sejak April 2006, Mandala telah diakuisisi dari Yayasan Dharma Putra Kostrad dan PT Dharma Kencana Sakti oleh Cardig International dan Indigo Patners Amerika Serikat.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007