Malaria monyet endemis di hutan di Kalimantan sedangkan di Aceh di Kota Sabang karena terdapat populasi monyet ekor panjang
Nagan Raya, Aceh (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, meminta masyarakat daerah pedalaman mewaspadai ancaman penyakit malaria monyet (Plasmodium Knowlesi) yang ditularkan oleh monyet ekor panjang.
"Pada tahun 2018, ada tiga kasus malaria ditularkan monyet ekor panjang, ketiganya berasal dari daerah pedalaman," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Nagan Raya, dr Dedi Apriadi, di Nagan Raya, Kamis.
Warga yang positif terjangkit malaria knowlesi hasil pemeriksaan Laboratorium Rumah Sakit Iskandar Muda (SIM) Nagan Raya, tersebut, berasal dari Desa Beutong, Kecamatan Beutong dan Desa Alue Wakie, Kecamatan Darul Makmur.
Penyakit malaria monyet saat ini sedang marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan diduga indikasi sumber penyakit malaria monyet adalah di kawasan hutan atau daerah - daerah dengan populasi monyet yang banyak.
"Malaria monyet endemis di hutan-hutan serawak, hutan di Kalimantan sedangkan di Aceh ada di Kota Sabang, karena terdapat populasi monyet ekor panjang," tambah anggota Perhimpunan Epidemiologi Indonesia, dr Muhammad Erfandi.
Ia juga mengatakan penularan malaria monyet ke manusia disebabkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk-nyamuk tersebut berasal dari hutan tempat populasi monyet itu berada.
"Sebernarnya penyakit malaria knowlesi itu kebanyakan terpapar di hutan yang ditularkan oleh nyamuk yang mengigit monyet yang terinfeksi malaria, lalu nyamuk itu menggigit manusia lagi," jelasnya lagi.
Masyarakat Nagan Raya dimintakan berhati - hati dan menjaga kesehatan tubuhnya dan berusaha menghindari dari gigitan nyamuk saat masuk ke kawasan hutan dengan mengolesi tubuh dengan cairan atau salep anti nyamuk, baju yang menutup anggota tubuh hingga kepala dan upayakan selalu aktif bergerak.
Baca juga: Kabupaten Penajam masuk zona merah endemis malaria
Baca juga: 2 warga Aceh Barat terinfeksi malaria monyet
Pewarta: Anwar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019