Selain itu, Dompet Dhuafa juga mengoperasikan fasilitas kesehatan berupa hospital keliling (hoping) dan fasilitas dapur bergerak yakni darling (dapur keliling), membangun tiga sarana ibadah dan satu madrasah ibtidaiyah di Pulau Seribu Masjid itu.
"Disamping penyaluran air bersih, bantuan logistik dan psychology first aid," kata Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi Imam Rulyawan dalam diskusi bertajuk Menyoal Lambannya Pemulihan Lombok, di Jakarta, Kamis.
Ada 22 lembaga kemanusiaan yang terjun membantu menangani masa pemulihan bencana gempa di Lombok. Secara keseluruhan, puluhan lembaga tersebut tercatat telah berhasil membangun 3.939 hunian sementara, 51 masjid, 20 sekolah, 62 MCK, 40 fasilitas kesehatan dan 110 fasilitas aktifitas psikososial.
Namun, sejumlah bangunan yang telah didirikan kembali itu, masih belum cukup untuk mengembalikan kondisi masyarakat Lombok ke kondisi sebelum terjadinya gempa besar.
"Ini skalanya besar. 'Bolanya' ada di pemerintah," kata Kepala Advokasi Forum Zakat (Foz) Arif Rahmadi Haryono.
Arif pun mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar berdialog dengan para pegiat kemanusiaan untuk mempercepat pemulihan infrastruktur di Lombok.
"Semua stakeholder agar bisa duduk bareng menentukan kekurangan, apa saja yang dibutuhkan masyarakat. Karena penyintas harus segera dipulihkan dan kebutuhannya harus kita penuhi," katanya.*
Baca juga: Rehabilitasi Lombok diminta dipercepat
Baca juga: Perkim NTB : rumah tahan gempa baru terbangun 120 unit
Baca juga: Rehabilitasi rumah rusak di NTB butuh Rp5,6 triliun
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019