Kampanye negatif dengan menunjukkan kelemahan lawan tidak ada larangan

Semarang (ANTARA News) - Pakar komunikasi STIKOM Semarang Gunawan Witjaksana mengatakan peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 boleh melakukan kampanye negatif asal memenuhi lima syarat.

"Kampanye negatif dengan menunjukkan kelemahan lawan tidak ada larangan, asalkan materinya bermuatan fakta, relevan dengan situasi dan kondisi masyarakat, netral, berimbang, serta membela kepentingan banyak orang," kata Drs Gunawan Witjaksana, M.Si. di Semarang, Jateng, Kamis.

Gunawan mengemukakan hal itu ketika merespons Tabloid Indonesia Barokah yang memuat sejumlah naskah yang cenderung menyudutkan pasangan calon tertentu. Tabloid ini dikirimkan ke masjid-masjid di sejumlah daerah di Pulau Jawa.

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang itu menekankan, "yang dilarang adalah `black campaign` (kampanye hitam) yang didasari fitnah serta asumsi."

Ia menambahkan bahwa membuat publikasi lewat media apa pun itu boleh. Namun, masyarakat yang makin cerdas akan menilai apakah sajian media itu betul atau tidak.

"Kalau isinya informasi, ya, harus informatif, artinya harus mampu menghilangkan kebingungan," ucap Gunawan.

Sebelumnya, Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo/Sandiaga, Sudirman Said, menyatakan bahwa pihaknya tidak risau atas peredaran ribuan eksemplar tabloid Indonesia Barokah di sejumlah masjid di Ciamis dan Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Biar masyarakat lihat. Biar masyarakat menilai. Enggak mungkin `kan bikin sendiri, yang bikin `kan orang lain. Jadi, biar saja. Itu cara-cara primitif," kata Sudirman di Jakarta Selatan, Rabu (23/1).

Tabloid Indonesia Barokah berisi tulisan yang diduga menyudutkan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto/Sandiaga Salahuddin Uno.

Sudirman mengatakan bahwa penyebaran tabloid berisi fitnah yang menyudutkan pasangan calon tertentu merupakan cara primitif dan bertentangan dengan prinsip Prabowo/Sandiaga yang menganggap pesta demokrasi sebagai ajang memberikan pendidikan politik bagi rakyat.

"Sejak awal saya mengatakan, `Ayo kita adu gagasan, adu kebaikkan, adu pesan-pesan baik`. Jangan menyebarkan hal seperti itu," ujar Sudirman.

Menurut dia, peredaran tabloid Indonesia Barokah tidak akan menggembosi elektabilitas Prabowo/Sandi di pilpres nanti.

Sebaliknya, kata mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini, pihak yang menyerang Prabowo/Sandiaga dengan membabi buta adalah pihak yang takut kalah.

Baca juga: Bawaslu DIY temukan 6.000 tabloid "Indonesia Barokah"

Baca juga: Kantor Pos Purwokerto tunda distribusi tabloid Indonesia Barokah

Baca juga: BPN : Tabloid Indonesia Barokah sudutkan Prabowo-Sandiaga

Pewarta: Kliwon
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019