Jakarta (ANTARA News) - Atlet ganda campuran Indonesia Praveen Jordan, atau lebih akrab disapa Ucok, mengaku lebih terkesan bertanding bersama Debby Susanto ketika mereka meraih emas SEA Games 2015 dibanding saat menjadi juara All England 2016.
"Dalam pertandingan di SEA Games, otot kaki atau lutut Debby saat itu tertarik. Tapi, kami tetap bisa memenangkan pertandingan," kata Ucok selepas pertandingan turnamen Indonesia Masters 2019 di Stadion Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis.
Pemain asal klub PB Djarum itu mengaku punya banyak kenangan ketika berpasangan dengan Debby Susanto sebagai ganda campuran pelapis pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
"Saya punya banyak turnamen yang akan saya kenang bersama Debby, baik turnamen di dalam negeri ataupun turnamen di luar negeri. Saya berterimakasih kepada Debby karena sudah berpasangan sekitar empat tahun," kata pemain berusia 25 tahun itu.
Dalam pertandingan putaran kedua turnamen Indonesia Masters 2019, pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti kalah dari pasangan unggulan pertama asal China Zheng Siwei/Huang Yaqiong 16-21, 12-21 selama 29 menit.
Kekalahan di Stadion Istora Senayan, itu menjadi kekalahan ketiga Praveen/Melati dari Zheng/Huang setelah pertemuan terakhir mereka pada turnamen Denmark Terbuka 2018.
"Pasangan China punya permainan yang cepat dan pukulan yang kencang. Permainan mereka juga lebih aman. Kami harus selalu unggul pada awal permainan jika ingin menang dari mereka. Tapi, pertandingan tadi tidak sesuai harapan kami," kata Ucok.
Baca juga: Debby akui kecewa kalah di Istora pada penghujung karirnya
Baca juga: Lagi-lagi Debby Susanto isyaratkan pensiun dini
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019