Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan percepatan rekonstruksi pascabencana gempa bumi NTB dilakukan dengan membangun rumah tahan gempa lebih dari 100 unit per hari.
"Sekarang ini satu hari bisa 100 rumah lebih, target kita 300 per hari. Sebelumnya 30 sampai 36 (rumah per hari). Sekarang sudah 100 lebih, padahal masih kurang cepat," kata Basuki usai melaporkan perkembangan rekonstruksi pascabencana Sulteng dan NTB kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Kamis.
Untuk rekonstruksi pascabencana gempa bumi di NTB, Basuki mengatakan ada enam pilihan rumah sesuai dengan standar Pemerintah yang ditawarkan kepada masyarakat. Keenam pilihan rumah tersebut adalah terbuat dari instan beton (RISHA), kayu, konvensional, baja ringan, beton Indonesia dan baja.
Selain peningkatan pembangunan rumah per hari, percepatan rekonstruksi juga dilakukan dengan menerjunkan ribuan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk membantu masyarakat dan tukang dalam membangun rumah.
"Masalahnya tukang. Maka Pak Kepala BNPB ingin 'deploy' 1.000 sampai 1.500 tentara di sana untuk membantu tukang, itu kemarin disampaikan di sidang DPR," tambahnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan percepatan pembangunan rumah tahan gempa di NTB diperlukan agar masyarakat korban bencana dapat segera tinggal.
Percepatan pembangunan tersebut juga didukung dengan penambahan pabrik material serta jumlah pendamping bagi masyarakat untuk membangun rumah itu.
"NTB memang dibutuhkan percepatan pembuatan komponen-komponen, dan juga pendampingan diperbanyak lagi. Diputuskan untuk menambah pabrik untuk rumah tahan gempa dan juga pendamping fasilitator. Dananya sudah tersedia, tinggal percepatannya saja," kata Wapres JK usai memimpin rapat koordinasi rekonstruksi pascabencana Sulteng dan NTB di Jakarta, Rabu (9/1).
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2019