Magelang (ANTARA News) - Perajin bolpoin khas bambu dari kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah sejak 1996 hingga saat ini mampu mempertahankan ekspor ke Malaysia. "Kuncinya kami mempertahankan kualitas produksi sehingga sampai sekarang mampu mempertahankan ekspor ke Serawak dan Sabah (Malaysia,red)," kata perajin bolpoin bambu Borobudur dari Desa Kembang Sari, Kecamatan Borobudur, Suyudi, di Magelang, Jateng, Sabtu. Usaha industri kerajinan rakyat milik Suyudi itu pada saat ini mempekerjakan 13 karyawan yang juga para tetangganya dengan omzet rata-rata seribu kodi per bulan. Ia mengatakan, bahan baku bolpoin berupa bambu berwarna kuning dipasok selain dari beberapa tempat di Magelang juga dari Kabupaten Wonosobo. Bolpoin bambu yang telah diberi cap motif batik, katanya, panjangnya 14 cm dengan harga Rp500 per batang. Ia mengatakan, beberapa warga setempat saat ini telah mencontoh dirinya mengembangkan usaha pembuatan bolpoin bambu terutama untuk dijual di kompleks wisata Candi Borobudur dan Yogyakarta. Produk bolpoin bambu milik Suyudi selain melayani ekspor ke Malaysia juga melayani pasaran di Yogyakarta dan tempat wisata Danau Toba di Sumatera Utara. "Sebagian kecil dipasok ke pedagang di Malioboro dan Danau Toba," katanya. Ia mengaku bolpoin bambu produknya seharga Rp10 ribu per kodi atau lebih mahal ketimbang produk serupa yang dijual di kompleks wisata Candi Borobudur yakni seharga Rp7.000 per kodi. "Saya punya standar kualitas produk untuk ekspor sehingga tetap berani dengan harga sepuluh ribu per kodi, kalau untuk Borobudur tujuh ribu," kata Suyudi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007