Washington (Antara/Reuters) - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence merilis video dukungan bagi rakyat Venezuela untuk mendorong mereka yang memprotes Presiden Nicolas Maduro dan menegaskan dukungan AS bagi pemimpin oposisi Juan Guaido, Selasa (22/1).
Oposisi Venezuela pada Rabu (waktu setempat) berencana menggelar aksi jalan di seluruh penjuru negeri untuk memperingati jatuhnya pemerintahan militer pada 1958. Kritikus pemerintah semakin sering membandingkan Maduro dengan diktaktor Marcos Perez, yang ditumbangkan di tahun itu.
Dalam pesan video berbahasa Inggris di https://bit.ly/2sGkcvy dengan beberapa kata berbahasa Spanyol dan frase campuran kedua bahasa, Pence, yang sebelumnya pernah mengecam Maduro, menyebut dia "diktaktor" yang tidak memiliki hak untuk mengklaim kekuasaan.
"Atas nama Presiden Donald Trump dan semua warga Amerika, saya menyampaikan dukungan tidak kenal lelah Amerika Serikat terhadap kalian, rakyat Venezuela, suarakan keinginan kalian untuk kebebasan," kata Pence setelah menyapa "hola," yang berarti "halo" dalam bahasa Spanyol.
"Nicolas Maduro adalah diktaktor yang tidak memiliki legitimasi untuk mengklaim kekuasaan. Dia tidak pernah memenangi kepresidenan dalam pemilu yang bebas dan adil, dan mempertahankan cengkraman kekuasaannya dengan memenjarakan orang-orang yang berani menentangnya."
Pence mengumumkan dukungan AS terhadap Guaido, tokoh yang berbicara dengannya melalui telepon bulan lalu, dan Majelis Nasional yang dipimpinnya, sebagai "peninggalan demokrasi."
Pence dan Washington mendukung keputusan Guaido untuk menyatakan kekuatan lembaga itu, menyebut Maduro sebagi perampas kekuasaan dan mendorong pembentukan pemerintahan transisional.
"Saat kalian membuat suara kalian didengar, atas nama rakyat Amerika, kami menyampaikan kepada seluruh rakyak Venezuela yang baik: estamos con ustedes," kata Pence, disusul dengan terjemahan dalam bahasa Inggris: "Kami bersama kalian, kami berdiri bersama kalian, dan kami akan menemani kalian sampai demokrasi dipulihkan dan kalian mengklaim kembali hak kebebasan kalian."
Maduro dilantik pada 10 Januari di tengah kritikan dunia atas kepimimpinannya yang tidak sah setelah pemilu 2018 yang dianggap diwarnai kecurangan.
Maduro, dalam tanggapannya atas komentar Pence, menuduh dia mencoba mendorong kudeta dan mengatakan dia memerintahkan perbaikan hubungan diplomatik Venezuela dengan AS.
"Belum pernah ada pejabat tinggi yang mengatakan bahwa oposisi harus menggulingkan pemerintahan," kata Maduro di konferensi pers. Kedutaan besar AS di Caracas, Venezuela, tidak memberikan pernyataan terkait peristiwa itu.
Pence menjadi yang terdepan di pemerintahan Trump dalam mengecam Maduro. Dia menyebut pelantikan Maduro palsu dan menegaskan AS tidak mengakui hasil pemilunya.
Pewarta: Antara
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019