Yangon (ANTARA News) - Akses internet telah pulih seperti sediakala di Myanmar yang diperintah militer itu, Sabtu sehari setelah jaringan itu terganggu diduga untuk menghentikan laporan-laporan dan foto ke luar negeri. Para pengguna internet di Myanmar yang dulu bernama Burma itu dapat melihat halaman-halaman situs serta mengirim email ke luar negeri. Foto-foto dan gambar-gambar hasil rekaman video yang disiarkan oleh para wartawan memainkan peran penting dalam perubahan diplomatik terhadap tindakan keras pemerintah militer 45 tahun itu dan kesulitan ekonomi yang semakin mendalam. Media pemerintah mengatakan sembilan orang tewas, kendatipun para pemimpin dunia termasuk PM Inggris Gordon Brown mengatakan jumlah itu kemungkinan jauh lebih tinggi. Penggunaan teknologi modern yang luas oleh para pemrotes dan pembangkang jaringan berita sangat berbeda dengan 19 tahun lalu, di mana berita-berita korban akibat ditembak tentara diperlukan waktu beberapa hari baru keluar. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007