Jakarta (ANTARA News) - Bonvilio Yosafat Budihartono (23) atau yang akrab dipanggil Bonbon melakukan perjalanan dengan sepeda dari Yogyakarta ke Istana Merdeka Jakarta selama 5 hari 4 malam.

Di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa, dia ditemui oleh salah satu orang kepercayaan Presiden Joko Widodo, yaitu Sukardi Rinakit, Staf Khusus Presiden.

"Saya sengaja gowes sepeda dari Yogja ke Jakarta itu memang ingin mengumpulkan energi dari orang-orang baru yang saya temui di jalan. Bagi saya, itu seperti sebuah meditasi dan memberikan semangat baru," ujar Bonbon yang juga tengah menempuh studi di Insititut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, demikian dalam keterangan pers yang diterima Antara.

Bonbon yang bersepeda sejak Jumat (18/1) dalam perjalanannya beristirahat di beberapa POM Bensin bercerita pengalamannya saat menjelajahi Suku Dayak di Kalimantan Barat beberapa waktu lalu, memupuk kecintaannya terhadap Bangsa Indonesia. Itulah yang membuatnya mau bersepeda dari Yogja ke Jakarta.

"Dari perjalanan keliling Kalbar, yang saya tangkap warga di sana menjadi sangat senang dan cinta kepada Indonesia karena saat ini mereka menikmati pembangunan. Mereka kini sudah menikmati listrik, sinyal hp, dan utamanya jalan raya yang membentang di pedalaman. Itu sangat berarti bagi mereka, khususnya yang hidup di perbatasan Malaysia-Indonesia. Dari sana saya merasa bangga menjadi rakyat Indonesia," kata Bonbon.

Bonbon yang ditemui Sukardi Rinakit atau yang akrab dipanggil Cak Kardi merasa senang bisa ditemui orang kepercayaan Presiden. Bonbon bahkan menyampaikan rasa capeknya hilang saat bertemu Cak Kardi yang juga penulis buku Sudut Istana.

Sukardi menilai, kenekatan anak muda seperti Bonbon menunjukkan banyak anak muda yang mencintai pemimpinnya. Hal itu merupakan sinyal positif untuk peradaban Bangsa Indonesia ke depan.

Pemuda seperti ini membuktikan mencintai pemimpinnya dengan tulus. Mencintai Indonesia dan pemimpinnya bisa dilakukan dengan cara yang sangat sederhana.

"Ketulusan dari pemuda seperti inilah yang akan membawa Indonesia menjadi bangsa yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur," tutur Sukardi.

Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019