Jakarta, 22/1 (Antara) - Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin disarankan untuk melakukan kampanye "door to door" secara masif kepada akar rumput Nahdlatul Ulama (NU) selama tiga bulan ini menjelang pelaksanaan Pilpres 2019.

"Kiai Ma’ruf harus memanfaatkan waktu tiga bulan ini untuk berkampanye 'door to door' menyapa masyarakat, khususnya kalangan Nahdliyin," kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pendekatan "door to door" itu penting lantaran suara pasangan calon, Jokowi-Ma'ruf masih kecil di beberapa daerah, seperti di Jawa Barat dan Banten.

Dirinya menduga kecilnya suara Jokowi-Ma'ruf disebabkan masih maraknya hoaks di dua provinsi tersebut.

"Makanya serang melalui darat dengan turun langsung ke lapangan. Paparkan konsep kesejahteraan, termasuk program yang sudah sukses dilakukan Jokowi dalam program PKH, KIS, KIP, dan lain-lain," tuturnya.

Khusus untuk kalangan pesantren, kata Ujang, Kiai Ma'ruf bisa menyosialisasikan pengembangan entrepreneur di kalangan santri atau juga rencana pemberian beasiswa kepada para santri agar bisa kuliah hingga ke luar negeri.

Selain itu, menurut dia, membangun narasi optimisme juga penting disampaikan menggunakan tolak ukur dan pijakan kinerja Jokowi selama lima tahun terakhir serta berangkat dari kepuasan masyarakat terhadap Jokowi.

"Catatannya, Kiai Ma’ruf harus menyosialisasikan keberhasilan-keberhasilan Jokowi dengan lebih soft untuk menghindari 'bullying' dan 'gorengan' pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi," katanya.***2***

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2019