Yangon (ANTARA News) - Empat biksu Buddha ditangkap dalam serbuan terhadap satu kuil di luar kota utama Myanmar, Jumat, sehingga menyulut bentrokan kecil antara pendukung mereka dan pasukan keamanan, kata beberapa saksi mata. Serangan itu adalah yang paling akhir dari serangkaian serbuan yang telah berhasil mencegah para biksu ikut dalam pawai anti-pemerintah yang telah mereka pelopori selama hampir dua pekan, dan kebanyakan dari mereka tak bisa meninggalkan tempat ibadah mereka. Delapan orang tewas dalam satu bentrokan Rabu antara pasukan keamanan dan pendukung yang marah atas perlakuan brutal yang dihadapi para biksu, yang dipukuli dan diseret pergi. Namun dalam serangan paling akhir tersebut terhadap satu kuil di kota satelit di bagian utara negeri itu, Okkalapa Utara, tak ada tanda mengenai korban jiwa kendati terjadi bentrokan antara polisi dan warga setempat, kata beberapa saksi mata seperti dikutip AFP. Pasukan keamanan menyerbu setidaknya dua kuil Rabu malam, menangkap sebanyak 100 biksu Buddha di salah satu tempat ibadah tersebut, dan kemudian menembaki kerumunan orang yang telah berkumpul untuk memprotes tindakan itu, kata beberapa saksi mata. Mereka menyerbu kuil Ngwekyaryan di kotapraja Okkalapa Selatan, menghancurkan kaca jendela dan meninggalkan darah tercecer di lantai, kondisi yang menunjukkan bahwa para biksu dipukuli selama serbuan pada malam hari. Saksi mata mengatakan saat kemarahan menggelegak di kalangan masyarakat, ribuan pemrotes berkumpul di jalan-jalan di dekat kuil itu dan mulai melempari tentara dengan batu. Setelah 30 menit menghadapi aksi lemparan-batu dan teriakan, tentara tampaknya mulai panik dan melepaskan tembakan dari senjata otomatis mereka guna membubarkan kerumunan massa, kata mereka. Delapan orang tewas, termasuk seorang mahasiswa. Seorang biksu kepala di satu kuil lain di Okkalapa Selatan, Jumat, mengatakan kepada murid-muridnya agar bersikap merendah atau pulang ke rumah mereka di tempat lain di negeri tersebut. "Saya akan menyarankan anda pulang ke rumah anda karena jika anda tetap berada di sini dan terlibat dalam masalah ini, dan militer datang serta memutuskan untuk menyerang kami dan menangkap anda, saya tak dapat menolong anda," katanya kepada saksi mata.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007