Medan (ANTARA News) - Warga masyarakat Kota Medan meminta PLN di daerah itu tidak melakukan pemadaman bergilir pada malam hari terutama saat menjelang sahur karena menganggu aktivitas ibadah umat Islam. PLN sebaiknya tidak melalukan pemadaman listrik pada malam dan dini hari karena pada saat itu selain beristirahat para ibu rumah tangga juga melakukan berbagai persiapan untuk makan sahur, kata Ny Dewi, penduduk Jalan Batang Kilat, Sei Mati, Medan Labuhan. Menurut dia, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk rutinitas dibulan puasa itu seperti menghangatkan makanan dan membangunkan anggota keluarga. "Namun jika listrik padam maka aktivitas itu terganggu seperti yang terjadi pada Jumat (28/9) dinihari karena peralatan dapur seperti pemanas nasi, lemari es dan perabot rumah tangga lainnya tergantung pada kebutuhan energi listrik," katanya. Masyarakat Kota Medan setiap tahun punya kebiasaan dibangunkan sahur melalui pengeras suara yang terdapat pada mesjid atau musholla setempat sekitar pukul 03.00 WIB. "Jika pada saat itu listrik padam maka bisa dipastikan ada warga yang bangun kesiangan karena merasa ketergantungan dengan pengeras suara dari mesjid," kata Iwan Arfa, penduduk Jalan Perintis, Medan Tembung. Sementara itu akibat dampak dilakukannya perawatan rutin pada salah satu mesin pembangkit PLN berkapasitas 200 MW di Sicanang, Belawan pada pertengahan Juni lalu masyarakat Sumatera Utara hampir setiap hari mendapat jatah pemadaman bergilir dari 12 jam sehari menjadi tiga jam sehari. Hasil Panitia Khusus (Pansus) Listrik DPRD Sumatera Utara yang dibentuk sekitar dua bulan lalu menyebutkan PLN Wilayah Sumbagut mengaku "angkat tangan" sekaligus tidak mampu mengatasi krisis listrik yang berdampak terhadap pemadaman bergilir hingga bulan suci Ramadhan 1428 Hijriah. "PLN sudah `angkat tangan` dan menyerah mengingat besarnya defisit energi yang dialami Sumbagut," kata salah seorang anggota Pansus Listrik DPRD Sumatera Utara, Heriansyah. Dewasa ini, kata dia, kondisi defisit energi lstrik di Sumbagut mencapai sebesar 50 MW di luar beban puncak, sedangkan saat beban puncak atau pukul 18.00 hingga 22.00 WIB defisit mencapai 160 MW.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007