New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS sedikit melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), tertekan oleh kekhawatiran investor tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Pertumbuhan global diperkirakan akan tetap sekitar 3,0 persen pada 2019 dan 2020, setelah mencatat ekspansi 3,1 persen pada 2018, kata sebuah laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) seperti dikutip dari Xinhua.
"Kombinasi tantangan pembangunan yang mengkhawatirkan selanjutnya dapat merusak pertumbuhan," menurut Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia PBB 2019 (United Nations World Economic Situation and Prospects 2019), yang diluncurkan pada Senin (21/1) di markas PBB, di New York.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,01 persen menjadi 96,3298 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro tidak berubah pada 1,1369 dolar AS dari 1,1369 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2888 dolar AS dari 1,2871 dolar pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7158 dolar AS dari 0,7167 dolar AS.
Dolar AS dibeli 109,64 yen Jepang, lebih rendah dari 109,78 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9976 franc Swiss dari 0,9952 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3293 dolar Kanada dari 1,3269 dolar Kanada.
Dolar AS saat ini sedang diuntungkan dari perannya sebagai mata uang safe haven, tetapi pelemahannya pada 2019 adalah pandangan konsensus di antara pedagang pasar mata uang, karena investor bertaruh bahwa bank sentral AS akan berhenti menaikkan suku bunga dan ekonomi akan melambat setelah dorongan fiskal tahun lalu, para pakar mencatat.
Baca juga: Bursa Prancis melemah, saham Carrefour merosot 1,26 persen
Baca juga: Bursa Jerman merosot, Indeks DAX 30 ditutup turun 69,34 poin
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019