Cirebon (ANTARA News) - Ketua Komisi V DPR-RI Ahmad Mukowam, memprediksi jumlah pengendara sepeda motor mencapai 2,4 juta kendaraan dan akan mendominasi pada arus mudik tahun ini sehingga Pemerintah melalui Dirjen Perhubungan Darat harus membuat strategi yang tepat untuk mengantisipasi lonjakan pemudik bermotor itu. "Bisa dibayangkan jika pengendara motor yang akan melintas di jalur Pantura sebanyak 2,4 juta, sementara jalur pantura hanya memiliki empat ruas jalan. Saya melihat kendati beberapa ruas jalan sudah diperbaiki potensi kemacetan akan tetap terjadi," katanya saat memimpin rombongan Komisi V DPR meninjau Stasiun Kejaksan Cirebon, Jumat. Oleh karena itu, Ahmad, anggota DPR dari Fraksi PPP itu menghimbau Dirjen Perhubungan agar melakukan tehnik manajemen pengaturan arus kendaraan secara optimal. "Pengalaman tahun-tahun sebelumnya Pemerintah belum memperlihatkan strategi yang baik dalam mengatur arus mudik bagi pengguna kendaraan roda dua. Begitupun dengan tahun sekarang terlihat upaya pemerintah belum total," katanya. Sementara anggota Komisi V lainnya, Enggartiasto Lukita, mengaku masih menemukan titik-titik rawan kemacetan dan keamanan di sepanjang jalur Pantura. "Ada beberapa titik jalur kendaraan di Pantura yang belum sempurna dalam proyek perbaikannya. Kami juga melihat ada beberapa jalur yang sangat berpotensi mengalami kemacetan, seperti di gerbang tol Cikampek, dan beberapa titik jalan di Indramayu," katanya. Menurut Enggar, diperkirakan arus mudik tahun ini akan meningkat dibanding tahun sebelumnya sehingga petugas yang berwenang agar senantiasa selalu siaga dalam mengatur arus lalu lintas yang diprediksi akan didominasi pengendara sepeda motor. Sementara Direktur Bina Program Saran dan Prasarana Direktorat Bina Marga, Taufik Wijoyono, yang turut dalam rombongan mengungkapkan, pihaknya opitmis seluruh jalur Pantura dapat dipergunakan secara optimal sebelum H-7 Lebaran. "Para pengusaha yang mengerjakan perbaikan dan pembangunan jalur Pantura sudah sepakat bahwa jalur Pantura sudah dapat digunakan sebelum H-7," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007