Makassar (ANTARA News) - Polwiltabes Makassar meningkatkan pengamanan ibukota Sulawesi Selatan ini menyusul adanya teror bom yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab di sekitar Makassar mal (pasar sentral), Jumat. "Itu sudah pasti. Pengamanan akan ditingkatkan dengan pemeriksaan yang lebih ketat terhadap pengunjung terutama di tempat-tempat umum," kata Kasat Reskrim Polwiltabes Makassar, AKBP Richard Nainggolan kepada ANTARA News di Mapolwiltabes Makassar, Jumat malam. Menurut Richard, Kapolda Sulselbar telah memerintahkan seluruh jajaran kepolisian untuk meningkatkan pengamanan menjelang lebaran ini, apalagi setelah lepasnya seorang terpidana kasus bom Palopo yang ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Makassar pekan lalu. Namun demikian, Richard mengimbau masyarakat tetap tenang dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa menjelang Idulfitri 1428 Hijriah karena situasi keamanan kota ini aman dan terkendali. Terkait teror bom Jumat petang menjelang buka puasa tersebut, Richard mengemukakan, bungkusan menyerupai bom yang dibawa Kadir, seorang tukang becak itu ternyata berisi bensin yang diisi dalam sebuah botol air mineral, aki (accu) sepeda motor dan jam wecker kecil. Benda-benda itu diisi dalam sebuah kaleng lalu disimpan dalam kardus kipas angin. "Jadi benda itu bukan bom. Namun demikian, tim Gegana Brimobda Sulsel mencoba meledakkan benda itu dan ternyata tidak menimbulkan suara apa-apa," ujarnya. Menurut Kadir, tukang besak yang sering mangkal di sekitar Makassar mal, kardus itu diberikan oleh seorang pemuda dan menyuruhnya untuk membawa ke pasar Butung Blok K No.3 sembari memberikan ongkos becak sebesar Rp10.000. Saat Kadir mengantarkan bungkusan besar tersebut sesuai dengan alamat yang diminta pemuda tersebut, pemilik usaha di blok K No.3 itu tidak mengenal kardus tersebut sehingga Kadir membawa pulang bungkusan itu namun pemuda itu sudah tidak ada lagi di tempat semula. Karena curiga, ia kemudian membuka kardus itu dan menemukan bungkusan yang mencurigakan karena di dalamnya ada onggokan kabel-kabel. Ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Hingga berita ini diturunkan, Kadir masih berada di Mapolwiltabes Makassar untuk dimintai keterangan. Richard juga membantah informasi yang menyebutkan bahwa benda mencurigakan itu ditemukan di depan kantor NV Haji Kalla di Jl HOS Cokroaminoto yang merupakan kantor perusahaan milik keluarga Wapres HM Jusuf Kalla. Seorang permuda yang masih diburu polisi itu memberikan bungkusan tersebut kepada Kadir di Jl Wahid Hasyim yang lokasinya tidak begitu berjauhan dengan Jl HOS Cokroaminoto.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007