tingkat pertumbuhan pada triwulan terakhir tahun lalu itu adalah ekspansi terlemah sejak krisis keuangan dan menambah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global yang lebih tajam
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore melemah sebesar 49 poin ke posisi Rp14.227 dibandingkan sebelumnya Rp14.178 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta di Jakarta, Senin, mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh turunnya pertumbuhan ekonomi China.
"Menurunnya kinerja GDP Tiongkok turut memengaruhi pelemahan rupiah secara tidak langsung, sebab posisi dolar AS cenderung terapresiasi terhadap Yuan," ujar Nafan.
Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal IV-2018 mencapai 6,4 persen, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya 6,5 persen.
Tingkat pertumbuhan pada triwulan terakhir tahun lalu itu adalah ekspansi terlemah sejak krisis keuangan dan menambah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global yang lebih tajam.
Para pembuat kebijakan China diperkirakan akan meningkatkan dukungan untuk ekonomi tahun ini guna mencegah pelambatan yang lebih tajam, tetapi para analis mengatakan kegiatan mungkin tidak stabil sampai musim panas, menambah tekanan pada China untuk mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat guna mengakhiri perang dagang mereka.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi sendiri dibuka menguat Rp14.213 per dolar AS. Rupiah kemudian sempat bergerak menguat 14 poin menjadi Rp14.178 per dolar AS, namun kemudian kembali melemah hingga sore hari.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (18/1), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.212 dibanding sebelumnya (17/1) di posisi Rp14.182 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019