"Ulama atau habib harus dapat meredam panasnya suhu politik, bukan malah ikut-ikutan memaki kepada pemerintah. Habib apaan tuh," kata Menhan saat memberikan ceramah Bela Negara kepada para Ulama dan Habaib Sumatera Selatan, di Griya Agung, Palembang, Senin.
Menurut dia, semua elemen bangsa menginginkan agar pesta demokrasi ini berjalan aman dan lancar. Oleh karena itu, ulama bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat.
Ryamizard juga meminta agar para ulama da habaib untuk menjaga dan memperkokoh persatuan bangsa demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hadir dalam acara tersebut Gubernur Sumsel Herman Deru, Rais 'Aam Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Luthfi bin Yahya, Irjen Kemhan Letjen TNI Thamrin Marzuki, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan dan Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara.
Dalam kesempatan itu, Menhan Ryamizard juga mengingatkan tentang ancaman nyata saat ini yakni ancaman yang tujuannya mengubah pemikiran bangsa, contohnya ancaman terorisme dan paham radikalisme.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini pun ingin semua memiliki pemahaman yang sama terhadap ancaman paham radikal tersebut.
"Mengerikan dan tidak masuk akal, bagaimana seorang ibu mengajak anaknya bunuh diri, tapi itu terjadi," tutur Menhan.
Bangsa Indonesia, tambah Ryamizard, harus waspada terutama berkembangnya pemikiran paham radikal yang dapat mempengaruhi generasi muda melalui sekolah-sekolah, universitas maupun pesantren.
"Jadi ini tugas kita semua untuk memonitor dan menangkal ancaman tersebut," tuturnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019