Tlahuelilpan, Meksiko (ANTARA News) - Ledakan pipa bahan bakar minyak di Meksiko yang menewaskan sedikitnya 73 orang telah mendorong pembaruan perhatian terhadap strategi pemerintah dalam menghentikan pencurian BBM.
Beberapa keluarga mengatakan kelangkaan BBM bersumber dari rencana pemerintah yang memicu orang-orang mempertaruhkan nyawa mereka.
Para pencuri BBM memecahkan pipa Tula-Tuxpan beberapa mil dari salah satu kilang minyak utama Meksiko pada Jumat. Hingga 800 orang pergi mengisi kantong-kantong plastik yang mereka bawa dengan bahan bakar minyak dari geyser yang tak lagi digunakan, kata para pejabat. Beberapa jam kemudian, pipa bahan bakar itu meledak.
Sejumlah orang yang diwawancara Reuters pada Sabtu mengatakan sanak saudara mereka pergi ke pipa yang bocor di distrik Tlahuelilpan di negara bagian Hidalgo karena mereka bersusah payah mencari bahan bakar minyak di tempat lain dan putus asa mengisi tanki-tanki mobilnya supaya bisa jalan atau mengelola ladang mereka.
"Banyak orang tak bersalah datang ke sini, mengambil bensin untuk mereka gunakan besok, dan mereka mengatakan saya hanya pergi untuk memperbeberapa liter," ujar Isidoro Velasco, 51 tahun, petani yang menunggu kabar tentang keponakannya Mario Hdalgo, yang diyakini meninggal akibat ledakan itu. Hidalgo berusia 34 tahun pada Sabtu.
Akhir bulan lalu, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador melancarkan program untuk menutup jejaring distribusi bahan bakar ilegal yang menyedot hingga sekitar 3 miliar dolar AS per tahun dari pendapatan Pemex, perusahaan bahan bakar negara.
Rencana itu, yang menyangkut penutupan jejaring pipa yang dikompromikan geng-geng yang mengatur katup untuk mengalirkan bahan bakar, mengarah kepada kekurangan bensin di sejumlah kawasan di Meksiko tengah pada Januari, termasuk Hidalgo, ke utara Mexico Cuty.
Pada Sabtu, sebagian besar ytempat pengisian bahan bakar di Tlahuelilpan tutup, demikian Reuters.
(Uu.M016/M007)
Pewarta: Antara
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019