"Tim masih bergerak di lapangan, setiap hari kami terima laporan, tapi tidak semua bisa disampaikan kepada masyarakat," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Hendri Fiuser, di Bogor, Minggu.
Polresta Bogor Kota juga berencana menyebar sketsa pelaku pembunuhan tersebut untuk memudahkan pencarian, namun belum diketahui pasti kapan sketsa bisa disebar.
"Tidak tahu kapan sketsa dikeluarkan," kata Hendri.
Menurut Hendri, pembuatan sketsa berdasarkan keterangan saksi-saksi yang telah dimintai keterangannya. Total ada 21 orang saksi.
Kesulitan untuk mengeluarkan sketsa karena tidak ada saksi yang melihat secara langsung pelaku penusukan. Sementara kamera pemantau yang merekam detik-detik penusukan juga merekam sangat jauh, sehingga kualitas gambar tidak bagus.?
"Iya ada CCTV tapi itu jauh, tidak jelas pelakunya, karena kualitas gambarnya juga tidak bagus," katanya.
Hendri mengatakan upaya kepolisian mengungkap pelaku kejahatan dilakukan dengan berbagai cara, baik itu scientific investigation dan manual investigation.
"Nyari orang itu tidak gampang, apalagi minim saksi yang melihat secara langsung," katanya pula.
Ia menambahkan, tim dari Polresta Bogor, Mabes Polri, dan Polda Jawa Barat telah bergerak untuk mengungkap pelaku kejahatan tersebut.
"Kami minta masyarakat bersabar, tim masih bergerak di lapangan," katanya.
Peristiwa penusukan siswi SMK Katolik Baranangsiang Kota Bogor Andriana Yubelia Noven Cahaya Rejeki (18) terjadi Selasa (8/1) sekitar pukul 15.55 WIB.
Kejadian tersebut terjadi bersamaan dengan hari pisah sambut Kapolresta Bogor dari Kombes Ulung Sampurna Jaya kepada Kombes Hendri Fiuser.
Hendri merasa mendapat kado yang tidak mengenakkan begitu menduduki jabatan Kapolresta Bogor Kota.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019