Jakarta (ANTARA News) - Seminggu terakhir publik di Indonesia diramaikan dengan dua kegiatan politik jelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019, yang pertama pidato kebangsaan Prabowo Subianto pada Senin (14/1) dan disusul Debat Capres perdana tiga hari kemudian, Kamis (17/1), yang mempertemukan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dalam perhelatan pidato Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto yang diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta (JCC) pada Senin malam itu diramaikan pula oleh warga net. Sayangnya, alih-alih pada isi pidato bertajuk "Indonesia Menang" tersebut, namun lebih pada kemunculan sosok pria bule yang disambut Prabowo sebelum masuk ruang tunggu JCC.

Selanjutnya, pada Debat Capres perdana bertema "Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme" yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis malam itu kembali diterpa foto viral seorang bule berjas yang duduk di bagian tengah penonton yang dituduh sebagai konsultan politik dari Amerika Serikat Rob Allyn.

Namun, KPU segera memberikan pernyataan bahwa tidak ada warga negara asing yang hadir, selain dari perwakilan kedutaan besar negara sahabat yang memang diundang sebagai tamu KPU malam itu.

Sementara itu, sosok bule yang berada dalam video viral dengan keterangan "3D Detik-detik Dicuekin" yang bertebaran di berbagai layanan media sosial menjadi lebih ramai karena juga melibatkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam satu bingkai.
Cuplikan layar yang menampilkan Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto (pertama kiri), seorang pria asing (kedua kanan) dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (ketiga kiri). (YouTube)


Terkait video serta foto yang viral seminggu terakhir dan mewarnai situasi politik di Indonesia jelang Pemilu Serentak 17 April 2019 untuk memilih anggota legislatif dan presiden-wakil presiden untuk lima tahun ke depan, Syafrizal (50), wiraswasta, salah satu warga yang ditemui saat berolahraga di area Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day Sudirman-Thamrin Jakarta, Minggu (20/1).

"Iya, sudah nonton, tapi nggak tahu juga siapa, penasaran juga karena kayaknya orang penting," kata Syafrizal, yang juga mengikuti Debat Capres pada Kamis lalu melalui streaming di ponsel pintarnya.

Komentar lain diberikan Kemala (28), karyawan swasta asal Jakarta, yang juga mengaku sudah menonton video tersebut, "Ada yang bilang konsultan kampenye Prabowo, kalau nggak salah, penasaran sebenarnya siapa."

Kemala menambahkan, dia dan keluarganya menonton tayangan penyampaian pidato Prabowo dan Debat Capres pertama melalui siaran televisi.

Di jagad Twitter, berdasarkan pantauan Antara di Jakarta, Minggu (20/1), melalui aplikasi kurator cuitan Twitter, Chirpstory, video dan/atau cuitan berkaitan video tersebut telah diperbincangkan hingga 2.242 kali sejak kejadian tersebut terjadi.

Salah satunya, dari akun Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohammad Guntur Romli @GunRomli yang mencuit ulang video tersebut dengan mempertanyakan identitas dan tata krama bule tersebut karena melewati SBY tanpa menyapa mantan presiden RI ke-6 itu. Cuitan tersebut berasal dari akun warganet @yusuf_dumdum yang telah dicuit ulang lebih dari 1.400 kali.

Aneka hoaks dan dugaan untuk menebak teka-teki siapa bule dalam video viral itu pun bermunculan. Beberapa yang santer disebut, antara lain penulis dan produser film Rob Allyn--yang juga pernah disebut sebagai konsultan politik Prabowo dalam Pilpres 2014, wakil duta besar Rusia untuk Indonesia, hingga pengusaha Rusia Ariel Israilov yang ikut serta dalam pertemuan dengan delegasi DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fadli Zon ketika melawat ke Moskow bulan Juli 2015.

Tuduhan pertama dibantah Ketua Media Center Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno yang juga politikus Partai Gerindra Ariseno Ridhwan. Ia menyebut asumsi bahwa ada konsultan asing dalam tim kampanye karena masyarakat melihat beberapa orang Barat datang di acara pidato Prabowo di JCC.

Padahal sebenarnya, mereka adalah diplomat dari perwakilan asing yang sengaja diundang hadir untuk mengetahui langsung visi dan misi Capres Prabowo Subianto yang disampaikan melalui pidato "Indonesia Menang."

"Padahal Pak Prabowo menyambut hangat semua tamu, terkesan ini biar ramai, biar crispy," kata Ariseno yang dihubungi Antara melalui telepon pada Jumat (18/1).

BPN Prabowo-Sandi memang sengaja mengundang perwakilan kedutaan besar di Jakarta untuk hadir dalam acara tersebut, yakni Amerika Serikat, Australia, Belanda, China, Jepang, Malaysia, Rusia, Singapura, Swedia, Uni Eropa, dan Vietnam.

Namun, Ariseno tidak dapat memberikan informasi tentang pria asing yang disambut Prabowo dan berjalan bersama Prabowo dalam video tersebut karena harus melakukan konfirmasi pada Direktur Luar Negeri dan Koordinator Media Asing BPN Irawan Ronodipuro.

"Ini 'kan berita sudah basi, karena sekarang kami fokus dan bersyukur karena Prabowo-Sandi sangat bagus dan kompak dalam debat kemarin," kata dia.

Antara pun coba menghubungi Irawan dua kali pada Jumat (18/1) dan Sabtu (19/1), baik melalui aplikasi pesan WhatsApp maupun sambungan telepon, namun hingga Minggu (20/1) belum mendapatkan balasan.

Informasi tentang identitas pria yang mendadak terkenal karena muncul dalam video viral tersebut diperlukan untuk membalikkan berbagai asumsi yang beredar.

Salah satu yang ramai diperbincangkan bahwa bule tersebut merupakan wakil duta besar Rusia untuk Indonesia. Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari mencuit di akun Twitternya @isari68 yang menyebut pria asing itu "Seorang Wakil Dubes Negara Sahabat datang. Catat bukan seperti yang kalian sebut Konsultan Politik Trump."

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachlan Nasdik mengonfirmasi melalui sambungan telepon kepada Antara pada Sabtu (19/1) bahwa diplomat yang disebut wakil dubes Rusia itu bernama Artem Turkin.

Dalam wawancara via telepon tersebut Rachlan sekaligus meminta media dan masyarakat untuk lebih fokus pada hal yang lebih penting, yakni materi pidato "Indonesia Menang" dan debat capres-cawapres perdana Kamis (17/1) lalu.

"Sudahlah ini gosip politik, kita seharusnya fokus pada materi," kata dia.
Kartu nama bertuliskan Artem Turkin,Third Secretary, dengan logo Kedutaan Besar Rusia. (ANTARA News/Azizah Fitriyanti)


Pemangku jabatan wakil duta besar atau deputy chief of mission (DCM) merupakan orang penting kedua setelah duta besar untuk mewakili negara mereka dalam urusan diplomatik di negara penempatan.

Kedutaan Besar Rusia di Jakarta telah membantah bahwa pria asing itu merupakan wakil duta besar mereka pada Jumat (20/1).

"Dia bukan wakil duta besar," kata Atase Pers Kedubes Rusia Denis Tetyusin kepada Antara melalui pesan WhatsApp.

Namun, Kedubes Rusia menolak berkomentar terkait status pria tersebut apakah benar diplomat rusia atau warga negara Rusia biasa, "Kami tidak mengomentari ini," kata Tetyushin.

Terkait informasi mengenai diplomat Rusia tersebut, diplomat senior Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, yang merupakan mitra kerja terdekat dari seluruh perwakilan negara sahabat dari Amerika dan Eropa di Indonesia, memberikan beberapa konfirmasi kepada Antara dengan syarat anonim.

Diplomat senior tersebut membenarkan pernyataan dari Kedubes Rusia bahwa pria tersebut bukan wakil dubes Rusia untuk Indonesia. Melalui daftar yang diterima Antara di Jakarta pada Sabtu (19/1), disebutkan bahwa Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia adalah Lyudmila Vorobieva dan Wakil Duta Besar/DCM Rusia bernama Oleg Kopylov.

Sementara itu, diplomat yang muncul dalam video viral tersebut merupakan Sekretaris Ketiga/Third Secretary Artem Turkin.

Dalam urutan karier diplomatik, sekretaris ketiga masih termasuk jenjang diplomat muda, dengan urutan sebagai berikut attache-third secretary-second secretary-first secretary-counsellor-minister counsellor-minister.

Diplomat senior Indonesia tersebut juga menyampaikan bahwa Kemlu RI telah memanggil pihak Kedubes Rusia untuk meminta penjelasan tentang diplomat yang terekam dalam video tersebut.

Dia juga mengimbau media untuk lebih berhati-hati dalam memverifikasi penyebutan nama dan jabatan diplomatik dalam pemberitaan karena berkaitan dengan hubungan baik Indonesia dengan negara yang bersangkutan.


Baca juga: Prabowo sampaikan lima fokus utama program kerja nasional

Baca juga: Protes warga Grobogan terhadap pidato Prabowo beredar di medsos

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019