Banjir yang terjadi kali ini kan banjir kiriman dari hulu sungai

Pamekasan (ANTARA News) - Banjir yang melanda Kota Pamekasan, Jawa Timur akibat hujan deras yang terjadi selama sekitar lima jam lebih pada Sabtu (19/1), berangsur surut mulai Minggu pagi sekitar pukul 01.00 WIB.

Banjir yang menggenangi perkampungan warga di Kelurahan Gladak Anyar ini merupakan banjir kiriman dari wilayah utara Pamekasan, akibat luapan Sunga Kali Kaloang.

"Banjir yang terjadi kali ini, karena pompa air rusak," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di lokasi banjir, Minggu pagi.

Ia menjelaskan, jika air sungai tinggi akibat ada banjir kiriman dari hulu sungai, maka pintu air akan ditutup, dan air tidak masuk ke sungai.

"Karena itu, digunakan pompa air untuk membuang air yang tidak masuk ke sungai ini. Tapi karena pompanya rusak, maka air yang terbuang dari sungai akhirnya mengalir ke perkampungan warga seperti ini," katanya.

Genangan banjir di perkampungan warga di Rt03, Rw06 Kelurahan Gladak Anyar itu, awalnya hingga mencapai 60 cm.

Namun sekitar pukul 01.00 WIB, Minggu pagi, genangan air berangsur surut, yakni hanya sekitar 30 Cm.

Menurut data BPBD Pemkab Pamekasan, Kelurahan Gladak Anyar merupakan salah satu titik di Kota Pamekasan yang memang rawan banjir saat musim hujan seperti sekarang ini.

Lokasi lainnya yang juga rawan banjir ialah Kelurahan Patemun, Desa Teja, Jalan Jokotole, dan Jalan Raya Asem Manis, Pamekasan.

Meski banjir akibat luapan Sungai Kali Kaloang itu mulai surut, petugas gabungan dari BPBD dibantu TNI dan Polri, terus berjaga-jaga di lokasi banjir, untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan.

Sebab menurut informasi petugas di wilayah utara Pamekasan, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, hingga sekitar pukul 02.00 WIB, Minggu pagi masih berlangsung.

"Banjir yang terjadi kali ini kan banjir kiriman dari hulu sungai," kata Koordinator TRC BPBD Pamekasan Budi Cahyono.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019