Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Relawan Milenial Jokowi-Amin, Pradana Indraputra menilai pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi berdampak baik untuk kaum milenial.
"Pak Jokowi tidak bicara sekarang, hari ini, tapi masa depan, pembukaan pelabuhan baru dan pembukaan jalan baru bermanfaat untuk kalangan milenial di daerah untuk bisa melihat dunia luar," tutur Pradana usai menghadiri Diskusi Publik bertajuk Milenial Bicara Infrastruktur di Kopi Buntu, Jakarta, Sabtu.
iskusi yang digelar Suropati Syndicate juga menghadirkan peneliti Indef Bima Yudhistira dan peneliti Suropati Syndicate Alhe Laitte.
Menurut dia, infrastruktur yang saat ini dibangun akan sangat berguna dan mampu memenuhi kebutuhan kalangan milenial di masa yang akan datang. Ia menyakini jika Presiden Jokowi terus melanjutkan masa kepemimpinannya, dampak terhadap infrastruktur yang sudah dibangun akan terasa.
Pradana menmgingatkan perlunya menjaga kaum milenial ini yang sangat rentan terpengaruh dengan isu-isu miring atau berita-berita hoaks. Karena itu, perlu sesering mungkin menyampaikan informasi di media sosial.
"Seperti menyampaikan prestasi pemerintah dan juga mengkalarifikasi dengan hoaks-hoaks yang ada melalui media sosial, mulai dari Instagram, Twitter, Facebook," ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
Sementara itu, peneliti Indef Bima Yudhistira menuturkan pembangunan infrastruktur yang dibangun Jokowi terkoneksi dengan pembangunan ekonomi. Keterkaitan kaum milenial dengan insfrastruktur, kaum milenial harus bisa dimanfaatkan dengan baik. "Millenial harus berpikir bagaimana memanfaatkan infrastruktur yang dibangun pemerintah saat ini," kata Bima.
Bima menyoroti, kurangnya minat kaum milenial untuk masuk ke sektor pertanian dan industri dapat mempengaruhi kegunaan dari insfrastruktur tersebut.
"Sekarang kaum milenial malas masuk sektor pertanian dan industri. Sementara rata-rata petani umurnya lebih dari 45 tahun, milenial lebih kepada jasa dan e-commerce. Percuma bendungan dan jalan dibangun tapi kaum milenial nggak mau masuk sektor pertanian. Kita tertinggal jauh dengan negara-negara di Asia Tenggara," ujarnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019