"Senang kaget juga. Saya tidak tahu kalau jumlahnya bertambah," kata Ai, salah seorang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH di Garut, Jawa Barat, Sabtu.
Sebelumnya, ibu lima anak tersebut hanya mendapatkan bantuan Rp1,89 juta per tahun atau Rp500 ribu setiap tahap pencairan PKH.
Namun pada pencairan kali ini, Ai mengaku kaget saat mengecek di layanan ATM bergerak BNI di lokasi pencairan PKH di Garut, Jawa Barat.
Di layar monitor mesin tertera angka Rp2.315.000, jumlah tersebut tentu besar dibandingkan sebelumnya. Ai memiliki tiga anak yang masuk dalam komponen PKH yaitu SD, SMP dan SMA.
Hal senada diutarakan Ipong, peserta PKH lainnya yang memiliki satu anak yang masuk dalam komponen PKH yaitu anak SMA.
Senyum tidak pernah lekang dari bibirnya, matanya berbinar meski ia belum melihat langsung nominal di buku tabungannya.
"Katanya sih naik, tapi saya belum lihat berapa. Yang pasti senang. Uangnya nanti untuk kebutuhan anak sekolah," kata Ipong.
Pada 2018, jumlah bantuan PKH dengan sistem flat dimana semua KPM PKH mendapatkan bantuan dengan jumlah yang sama besar yaitu Rp1,89 juta.
Sementara pada 2019 indeks PKH terdiri dari bantuan tetap setiap keluarga untuk PKH reguler sebesar Rp550 ribu sedangkan PKH akses senilai Rp1 juta yang diberikan hanya pada tahap pertama.
Sedangkan bantuan diberikan sesuai dengan komponen setiap jiwa yaitu ibu hamil Rp2,4 juta, anak usia dini Rp2,4 juta, SD Rp900 ribu, SMP Rp1,5 juta, SMA Rp2 juta, penyandang disabilitas Rp2,4 juta dan lanjut usia Rp2,4 juta.
Pencairan tahap pertama di Garut Provinsi Jawa Barat dihadiri oleh Presiden Joko Widodo beserta Ibu Iriana Joko Widodo didampingi Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.
Baca juga: Presiden minta pemberdayaan ekonomi mendapat prioritas dalam PKH
Baca juga: 600 ribu lebih peserta PKH telah sejahtera
Baca juga: Mensos bangga presiden borong sabun cuci buatan peserta PKH
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019