Adik kami Yanuardin Mendrofa adalah Mualim I pada kapal tanker MP Namse Bangdzod yang hilang dalam perjalanan dari Pelabuhan Sampit, Kalimantan Tengah menuju Pelabuhan Tanjung Priok, JakartaJuraidi dan Irwanto
Gunungsitoli, Sumut, 19/1 (ANTARA News) - Salah seorang anak buah kapal (ABK) kapal tanker, MP Namse Bangdzod, yang hilang kontak sejak 28 Desember 2018 berasal dari Desa Teluk Belukar, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.
"Adik kami Yanuardin Mendrofa adalah Mualim I pada kapal tanker MP Namse Bangdzod yang hilang dalam perjalanan dari Pelabuhan Sampit, Kalimantan Tengah menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta," kata kakak kandung korban, Silindung Mendrofa, di Gunungsitoli, Sabtu.
Ia mengatakan, Yanuardin sebelumnya sempat menghubungi keluarga pada 28 Desember 2018, memberitahu jika kapal tanker tempat dia bekerja akan berangkat.
Kapal MP.Namses Bangdzod yang mengangkut CPO (minyak sawit) tersebut berangkat dari Pelabuhan Sampit, Kalimantan Tengah menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Yanuardin memperkirakan kapal tanker di mana dia bekerja akan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 30 Desember 2018, dan jika cuaca buruk paling lambat tiba 31 Desember 2018.
Namun hingga hari ini, kata Silindung Mendrofa, keberadaan kapal MP Namses Bangdzod bersama seluruh ABK tidak diketahui, dan telepon seluler Yanuardin tidak aktif lagi.
"Hilangnya kapal MP.Namses Bangdzod kita ketahui dari pihak perusahaan atau PT. Petronusa Niaga Energy yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur," kata Silindung.
Dia berharap pemerintah mau peduli dan ikut melakukan pencarian kapal MP. Namses Bangdzod yang hilang, supaya pihak keluarga mengetahui bagaimana nasib para ABK yang ada diatas kapal.
"Pekan depan kita akan berangkat menemui pimpinan perusahaan PT. Petronusa Niaga Energy untuk menanyakan hasil pencarian atau nasib adik kita," ujar Silindung.
Dia juga mengakui kalau hilangnya Yanuardin sangat berdampak bagi keluarga, terlebih kepada ibu mereka, Nibenia Lase yang telah menjanda.
Yanuardin, menurut Silindung, merupakan tulang punggung keluarga, dan sejak bekerja sebagai Mualim I di kapal tanker MP.Namses Bangdzod, dia selalu mengirim sebagian penghasilannya untuk ibunya.
Baca juga: Basarnas perluas lokasi pencarian korban tanker tabrakan
Baca juga: Nelayan hilang setelah tabrakan dengan kapal tanker
Baca juga: Senegal pesan kapal tanker dan kargo dari Indonesia
Pewarta: Juraidi dan Irwanto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019