Jakarta (ANTARA News) - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengajak Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) membantu pemerintah dalam membangun jiwa kepemimpinan dan kemandirian perempuan Indonesia agar tingkat partisipasi perempuan Indonesia di dunia kerja meningkat.
"Pengembangan tingkat partisipasi perempuan di dunia kerja jadi tantangan baru. Untuk itu, kami berkomitmen terus berupaya mempromosikan akses perluasan kesempatan kerja dan jaminan perlindungan bagi pekerja perempuan," kata Hanif saat menghadiri acara Gelar Produk IWAPI di Kota Depok, Jumat.
Pemerintah telah memiliki regulasi untuk menjamin partisipasi perempuan di dunia kerja yang tertuang dalam UU No 13 Tahun 2003, Kepmenaker No 224 Tahun 2003, dan pembentukan gugus tugas kesempatan dan perlakuan yang sama dalam pekerjaan.
"Kehadiran IWAPI sangat membantu dan memberikan kontribusi signifikan dalam membantu kami melakukan tugas pengembangan dan perluasan akses kesempatan kerja bagi perempuan," ujar Hanif.
IWAPI yang dibentuk pada 1975 saat ini telah memiliki 40 ribu anggota pengusaha perempuan. Yang terdiri dari 85 persen pengusaha kecil dan mikro, 13 persen usaha menengah, dan dua persen usaha skala besar.
"Saya mengapresiasi IWAPI yang berperan terhadap pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah, pelatihan kewirusahaan, membuka akses bagi perempuan terhadap teknologi, pemasaran, dan keuangan. Ini tentu sangat membantu pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kesempatan kerja" ungkap Hanif.
Dalam membangun peningkatan perekonomian Indonesia, pemerintah perlu sinergi dan peran aktif masyarakat. Kehadiran IWAPI dirasa Hanif sangat membantu.
"Kami merasa terbantu dengan kehadiran komunitas masyarakat produktif seperti IWAPI, khususnya dalam penciptaan wirausaha mandiri baik di tingkat nasional maupun daerah," tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPP IWAPI, Nita Yudi, mengatakan organisasinya terus berupaya meningkatkan kompetensi anggota melalui sejumlah pelatihan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan swasta.
"Kami fokus meningkatkan kualitas anggota melalui pelatihan, melebarkan sayap promosi produk (marketing), dan mengakses finance (permodalan)," kata Nita.
"Kami juga mendapatkan pelatihan perkebunan dan peternakan dari Kementerian Pertanian serta bekerja sama dengan Facebook agar anggota kami tidak gagap teknologi," ujar Nita.
Baca juga: IWAPI: bunga KUR idealnya 6 persen
Baca juga: Wanita pengusaha "curhat" perekonomian kepada Ketua MPR
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019