"Pada tahun ini, kami menganggarkan dana sebesar Rp1,7 triliun untuk menyelesaikan gedung yang mangkrak," ujar Nasir usai meresmikan gedung baru di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Jumat.
Menristekdikti menjelaskan gedung mangkrak hampir ada di setiap universitas. Bahkan di Universitas Tanjungpura sekalipun.
Banyaknya gedung mangkrak tersebut dikarenakan bantuan yang diberikan tidak cukup untuk membiayai pembangunan seluruhnya.
"Terus ada bantuan lagi, tapi tidak untuk menyelesaikan pembangunan gedung itu, tapi malah bangun gedung lain," jelas dia lagi.
Begitu juga sistem penganggaran pendidikan tinggi pada rezim sebelumnya, tidak mengakomodir penyelesaian gedung mangkrak.
Saat ini, pihaknya fokus menyelesaikan gedung yang mangkrak. Dengan anggaran senilai Rp1,7 triliun pada tahun ini, Nasir mengakui bahwa dana tersebut tidak akan cukup menyelesaikan bangunan kampus yang mangkrak.
"Kita perlu beberapa tahun lagi, untuk menyelesaikan masalah gedung mangkrak ini, katanya.
Dalam kesempatan itu, Menristekdikti meresmikan gedung baru yang merupakan proyek kerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB) di Universitas Tanjungpura, Kalimantan Barat.
Gedung tersebut merupakan bagian dari proyek seven in one (7in1) yang didukung oleh IsDB.
Proyek 7in1 dirancang untuk memberikan kesempatan yang merata melalui pembangunan infrastruktur bagi tujuh universitas yang tersebar di wilayah Indonesia, meliputi Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Lambung Mangkurat, dan Universitas Syiah Kuala.
Bantuan yang diberikan kepada Universitas Tanjungpura sebanyak lima gedung termasuk di antaranya perpustakaan.
Baca juga: Ada kebijakan baru seleksi masuk PTN
Baca juga: Kemristedikti umumkan peringkat perguruan tinggi
Pewarta: Indriani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019