Jangan hukum ini ini dipakai untuk memukul lawan, tapi melindungi kawan, tapi hukum ini tegak lurus, supremasi HAM harus kita pastikan hadir di Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menceritakan kisah Pak Najib yang berasal dari Pantai Pasir Putih Cilamayang di Karawang sebagai contoh diskriminasi hukum saat debat perdana calon presiden.
"Ada kisah Pak Najib, seorang nelayan di pantai pasir putih di Cilamaya, Karawang, beliau mengambil pasir untuk menanam manggrove di hutan bakau, beliau di persekusi, di kriminalisasi," kata Sandiaga katanya dalam debat capres yang digelar KPU di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis malam.
Sandiaga menyampaikan hal itu saat menjawab pertanyaan terkait hak asasi manusia. Dalam sesi tersebut, kedua pasangan calon ditanyakan strategi mengatasi adanya diskriminasi dan persekusi.
Sandiaga menyampaiakn, kisah Pak Najib tersbeut merupakan hasil kunjungan dirinya di wilayah tersebut.
Menurut Sandiaga, persekusi dan diskriminasi hukum terjadi di kalangan masyarakat kecil, namun sayangnya hal ini kurang terpantau.
"Kita lihat yang besar-besar saja, yang kecil-kecil tidak diperhatikan, yang berdampak orang-orang kecil tidak ditangani dengan baik," katanya.
Untuk itu, menurut dia, di bawah pemerintahan Prabowo-Sandi, hukum harus ditegakkan untuk rakyat kecil selain itu juga menghadirkan kesejahteraan kepada mereka.
"Jangan hukum ini ini dipakai untuk memukul lawan, tapi melindungi kawan, tapi hukum ini tegak lurus, supremasi HAM harus kita pastikan hadir di Indonesia," katanya.
Untuk itu, pihaknya akan memastikan HAM ditegakan. "Dan itu harga mati buat kita, adil makmur bersama Prabowo-Sandi," katanya.
Baca juga: Komentar soal busana Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
Baca juga: Jokowi sebut transparansi rekrutmen ASN demi atasi korupsi
Baca juga: Prabowo: Saya akan pecat aparat hukum yang diskriminatif
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019