Kenaikan tarif kargo udara sudah memberatkan perusahaan anggota asosiasi
Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) mengancam akan menghentikan pengiriman kargo lewat udara sebagai protes atas kenaikan tarif kargo, yang dikenakan maskapai.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, Sekretaris Jenderal Asperindo Amir Syarifudin menjelaskan aksi tersebut akan dilakukan jika Presiden Jokowi tidak merespon keluhan asosiasi atas kenaikan tarif kargo.
Asosiasi pun telah melayangkan surat resmi langsung kepada Presiden Jokowi setelah surat resmi ke Kemenko Perekonomian, instansi terkait dan maskapai tidak mendapatkan tanggapan.
"Jika Bapak Presiden pun tidak memberikan perhatian, maka kami akan berupaya maksimal dengan melakukan aksi nyata berupa melakukan stop pengiriman via kargo udara di tanggal dan jangka waktu yang belum ditentukan. Tentunya, dengan berbagai pertimbangan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku," tegasnya.
Amir juga menjelaskan, asosiasi telah menggelar rapat pleno akbar pada Senin (14/1/2019) untuk menyerap aspirasi anggota termasuk dampak kenaikan tarif kargo udara di perwakilan daerah.
Ia menyebutkan kenaikan tarif kargo udara sudah memberatkan perusahaan anggota asosiasi dari segi biaya operasional. Kenaikan tertinggi mencapai 330 persen seperti yang terjadi di Sumatera Utara.
"Kami membentuk tim pokja khusus yang akan fokus menangani permasalahan ini," katanya.
Menurut Amir, langkah yang dilakukan asosiasi bertujuan agar pemerintah pusat memberikan perhatian khusus dan menindaklanjuti permasalahan kenaikan tarif kargo udara, karena berlawanan dengan Nawacita yang bertujuan untuk menurunkan biaya logistik.
"Logistik saat ini bukan hanya terkait jalur laut dan darat, tapi juga udara. Pihak yang terdampak dari kenaikan tarif kargo udara ini, bukan hanya para anggota kami sebagai perusahaan jasa pengiriman ekspres dengan konsumennya yang termasuk para UKM dan pelaku e-commerce, tapi juga industri dengan komoditas berupa perishable goods (barang mudah rusak)," jelas Amir.
Industri yang membutuhkan pendistribusian cepat tersebut, seperti industri hasil laut dan pertanian, memiliki berperan besar terhadap perekonomian, sehingga perlu mendapatkan perhatian.
"Jadi, seluruh langkah yang kami jalankan juga sebagai dukungan nyata terhadap seluruh pelaku UKM, e-commerce, dan industri yang bergantung pada pengiriman via jalur udara," pungkasnya.
Baca juga: JNE naikkan tarif ongkir 20 persen
Baca juga: Lion Express akan naikkan tarif pengiriman barang sekitar 15 persen
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019