Jakarta (ANTARA News) - Aktor Chris Pratt yang terkenal religius itu baru-baru ini mengunggah rencananya untuk melakukan diet ala Puasa Daniel di Instagram Story miliknya.
Pratt mengatakan dia berencana "akan melakukan 21 hari berdoa dan puasa".
Namun apakah melakukan Puasa Daniel sehat? Berikut ulasannya di Time pada Rabu (16/1).
Puasa Daniel berakar dari kisah religius, yakni pola makan sederhana yang tertera di Book of Daniel dalam kitab Perjanjian Lama.
Dikisahkan Daniel memutuskan untuk menghindari makanan-makanan lezat nan melimpah yang ada di sekitarnya dan "hanya makan sayur dan air putih" selama 10 hari.Beberpa terjemahan mengartikan sayuran sebagai kacang-kacangan, makanan yang tumbuh dari biji.
Referensi berikutnya mengatakan "Aku, Daniel, berkabung selama tiga minggu. Aku tak akan makan makanan yang bermacam-macam; daging dan anggur tak akan menyentuh bibirku; dan aku tak akan pakai losion sama sekali sampai tiga minggu itu usai." Dan di akhir puasa, dia pun secara mengejutkan sehat.
Di samping sejarahnya yang lama tersebut, buku-buku dan panduan untuk melakukan Puasa Daniel sudah diterbitkan sejak sekitar 2007 saat blog The Daniel Fast diluncurkan. Kebanyakan panduan kontemporer menganjurkan untuk hanya mengkonsumsi makanan yang tumbuh dari biji-bijian seperti buah, sayur, polong-polongan dan gandum utuh, selama 21 hari dan tidak mengonsumsi alkohol, kafein, daging, produk susu, gula, lemak, dan makanan olahan.
Meski beberapa panduan tak mengungkap secara spesifik soal losion namun mereka menekankan pada pentingnya melakukan pengorbanan fisik dan kenyamanan materi demi pertumbuhan spiritual, dan banyak orang yang melakukan puasa Daniel sambil melakukan doa-doa atau praktik spiritual.
Puasa Daniel populer di kalangan Kristen Evanjelis dan di tahun 2011 seorang pastor California menggunakan diet ini untuk membantu jemaatnya turun berat badan total hingga 260.000 pon.
Apakah Puasa Daniel sehat?
Richard Bloomer, dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Memphis, telah melakukan beberapa penelitian kecil tentang Puasa Daniel.
Penelitiannya mengungkapkan bahwa, setelah tiga minggu berdiet, faktor risiko untuk penyakit metabolik dan kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol dapat diturunkan, diet juga bisa mengurangi stres oksidatif, ketidakseimbangan fisik yang dapat berkontribusi pada pembentukan penyakit kronis.
Secara umum, pola makan nabati dikaitkan dengan manfaat kesehatan termasuk tingkat penyakit kronis yang lebih rendah dan umur yang lebih panjang.
"Saya pikir, itu hanya menunjukkan kekuatan makanan," kata Bloomer. "Ada banyak manfaat kesehatan potensial dari mengadopsi pendekatan ini."
Bloomer mengatakan bahwa Puasa Daniel pada dasarnya adalah diet vegan, tetapi berpotensi lebih sehat, karena menghilangkan Fast Food yang diproses dengan gula, lemak, garam dan pengawet.
"Kami tidak berpikir (manfaat kesehatan berasal dari) pembatasan protein hewani, tetapi lebih banyak berasal dari pembatasan dalam semua hal lain yang akan Anda temukan dalam makanan kemasan, serta penambahan lebih banyak makanan yang kaya nutrisi," katanya.
Meski Puasa Daniel tidak secara eksplisit membatasi jumlah kalori yang dikonsumsi, Bloomer mengatakan kebanyakan orang yang melakukan diet ini akhirnya makan lebih sedikit dengan asupan makanan yang padat nutrisi dan serat daripada daging, susu, dan produk olahan.
Dia mengatakan sebagian besar orang yang Puasa Daniel kehilangan lima hingga enam pound selama tiga minggu dan melaporkan manfaat lain seperti kulit yang lebih cerah, lebih banyak energi dan fokus yang lebih baik.
Wayne Jonas, seorang dokter keluarga dan direktur eksekutif Program Kesehatan Integratif Samueli di University of California, Irvine, mengatakan pembatasan kalori semacam ini - yang serupa dengan jenis puasa intermiten - tidak berbahaya, selama orang-orang masih makan cukup sampai merasa kenyang.
"Ini adalah kerangka keagamaan di sekitar proses yang sudah lama kita ketahui tentang biologis," katanya.
Jonas menjelaskan bahwa pembatasan kalori berkala tidak hanya dapat memacu penurunan berat badan, tetapi juga memicu proses seluler dan metabolisme yang meningkatkan kesehatan.
"Kami terlalu banyak menikmati kalori di negara ini, jadi dengan makan lebih sedikit, Anda akan mendapatkan manfaat kesehatan," kata Jonas. "Tubuh Anda akan memulai beberapa proses reparatif dan metabolisme yang kita tahu terkait dengan panjang umur."
Jonas mengatakan sebagian besar orang yang cukup sehat bisa melakukan Puasa Daniel tanpa masalah. Namun, orang dengan kondisi kesehatan kronis - terutama mereka yang memerlukan pemantauan diet, seperti diabetes, gagal jantung kongestif dan penyakit ginjal - harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Baca juga: Chris Pratt minta izin Arnold sebelum lamar Katherine Schwarzenegger
Baca juga: Alasan diet Mediterania menempati peringkat satu
Baca juga: Tike Priatnakusumah sukses turunkan berat badannya 25 kg
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019