Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Kamis sore menguat tipis tujuh poin menjadi Rp9.135/9.140 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.142/9.152, karena pelaku berspekulasi membeli rupiah dalam jumlah yang kecil. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova, di Jakarta, Kamis mengatakan, kenaikan rupiah yang relatif kecil, karena pelaku pasar melakukan penyesuaian posisi menjelang keluar data indikator ekonomi AS. Pelaku pasar sebenarnya sudah emngantisipasi data indikator ekonomi AS akan cenderung melemah, setelah keluarnya data order barang AS yang menurun. Kenaikan rupiah yang tipis, menurut dia, karena masih mendapat dukungan pasar dengan masuknya investor yang telah menempatkan dananya di pasar uang dan pasar saham walau belum kuat. Pelaku pasar masih menunggu kelanjutan kasus gagal bayar kredit perumahan AS (Subprime Mortgage) yang menurut laporan Dana Moneter Internasional (IMF) akan berlanjut hingga dua tahun ke depan. Oleh karena itu, ia optimis rupiah akan bisa mencapai level Rp9.100 per dolar AS sampai akhir bulan ini. "Apalagi dolar AS di pasar regional masih tertekan, bahkan terhadap euro yang sudah mencapai rekor baru dan memicu bank sentral AS (The Fed) kembali menurunkan suku bunganya," katanya. Ia mengatakan, The Fed menurunkan suku bunganya untuk menekan kasus perumahan yang terus menghambat pertumbuhan ekonominya. Sementara itu, dolar AS stabil terhadap euro pada tingkat yang rendah mencapai 1,4163, terhadap yen turun jadi 115,45 yen dari 115,55 yen, Euro terhadap yen jadi 163,11 yen. Stabilnya dolar AS terhadap euro, karena konsolidasi investor setelah mata uang asing itu terpuruk pada hari sebelumnya, katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007