Jakarta (ANTARA News) - Yasuo Fukuda yang terpilih menjadi Perdana Menteri (PM) Jepang menggantikan Shinzo Abe, dan langsung membentuk kabinet pemerintahannya, memperlihatkan kembalinya politisi generasi tua di Negeri Matahari Terbit itu, kata pengamat ekonomi studi pembangunan Asia Timur, Bob Widyahartono MA."Terjadi semacam 'setback' dalam generasi perpolitikan Jepang, artinya munculnya Yasuo Fukuda dengan masih membawakan kaum senior politisi yang seusia dalam kabinetnya, sementara angin baru yang dibawakan Shinzo Abe dengan memunculkan pembaruan tiba-tiba meredup," ujar dosen senior di Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara (FE Untar) di Jakarta itu kepada ANTARA News, Kamis.Bob menilai, sikap kompromis Fukuda dengan anggota senior LDP dalam kabinetnya merupakan perhitungan di belakang layar terhadap reaksi yang dibawakan Ichiro Ozawa dari kelompok oposisi yang menguasai Majelis Tinggi.Dengan pertimbangan itu, ia mengemukakan, mungkin saja Fukuda ingin mengonsolidasi LDP dengan menampilkan kembali tokoh tokoh seusia yang terhitung bersih dan sejiwa dalam visi politik dalam negeri, serta demi nama baik LDP sebagai partai yang berbobot dan kredibel. Namun demikian, Bob menilai, laju pembaruan yang dipelopori PM Jepang sebelumnya, Koizumi dan Abe, terkesan menjadi mandek sampai tercapainya semacam kompromi dan "cooling down" dengan pihak oposisi mengenai isu pertahanan, reformasi ekonomi dan, terutama sektor pertanian sampai akhir tahun ini.Demikian pula laju generasi muda dosen maupun lulusan Universitas Tokyo, Keio dan yang telah menikmati "post graduate studies" di Amerika Serikat (AS) dan luar negeri dengan bakat politik agaknya harus menunggu sampai dalam tubuh LDP, Komeito dan bahkan Partai Demokratnya Ichiro Ozawa, terbentuk kompromi politis, ujarnya.Bob WIdyahartono menambahkan, arus generasi muda Jepang dalam berpolitik yang berbakat agaknya perlu lebih diberi peluang membangun kehidupan perpolitikan yang menyegarkan membangun negara dan kebersamaan dengan Asia Timur guna menciptakan perdamaian, harmoni dan kemakmuran (peace, harmony and prosperity) di kawasan Asia. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007